Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Politik Uang Beli Suara Warga DKI?

Kompas.com - 24/09/2016, 17:18 WIB
Jessi Carina

Penulis

Kompas TV 3 Tokoh Senior di Balik Layar Pilkada DKI

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum bakal mendistribusikan anggaran kampaye untuk masing-masing pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat Masykurudin Hafitd merespons positif kebijakan itu. 

Menurut Masykurudin, anggaran yang disediakan KPU bisa menyetarakan cara pasangan calon berkampanye.

Tapi, kebijakan tersebut juga bisa berefek negatif. Salah satu dampak adalah maraknya praktik politik uang. 

 "Setelah ada dana yang disediakan oleh KPU, berarti dana yang sebelumnya mereka sediakan tidak terpakai. Akhirnya untuk apa?" ujar Masykurudin dalam sebuah diskusi di Menteng, Sabtu (24/9/2016).

Berdasarkan pantauan pada Pilkada serentak 2015, banyak pasangan calon yang mengalihkan dana kampanye mereka untuk menggelar pertemuan dengan warga.

Dalam pertemuan itu, pasangan calon kepala daerah membagikan uang transportasi maupun hadiah-hadiah untuk warga.

"Akhirnya dana mereka bergeser yang selama ini untuk beriklan di media misalnya, malah menjadi pemberian transaksional," ujar Masykurudin.

(Baca: Bawaslu: Politik Uang Masih Jadi Ancaman pada Pilkada 2017)

Namun, kata Masykurudin, di Jakarta, politik uang tak lagi berdampak signifikan bagi pasangan calon untuk meraup suara. 

Masykurudin memprediksi hanya 20 persen pemilih Jakarta yang bisa terpengaruh politik uang.

Sisanya atau suara 80 persen pemilih tak bisa dibeli.

Masykurudin mengatakan warga belum tentu memilih pasangan calon yang sudah memberi uang.

Namun, jika politik uang itu dicampur dengan isu SARA dan juga intimidasi, maka bisa saja semakin banyak warga yang terpengaruh.

"Contoh intimidasi misalnya kepala keluarga yang memaksa untuk memilih pasangan tertentu," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com