JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang dan BPBD Provinsi Jawa Barat terus melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban akibat longsor yang terjadi di lima dusun di Desa Ciherang, Sumedang Selatan, Sumedang Jawa Barat pada Selasa (20/9/2016).
Pencarian juga dibantu TNI, Polri, Palang Merah Indonesia, relawan, masyarakat dan dinas-dinas terkait
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, BPBD dengan mitra kerja telah melakukan pendataan serta pelayanan darurat bagi para korban terdampak.
Pendataan itu untuk penyediaan makanan melalui dapur umum, serta kebutuhan dasar lain.
Menurut Sutopo, BPBD Provinsi Jawa Barat telah mendistribusikan bantuan berupa air mineral dan mie instan. Sedangkan Perusahan Air Minum Daerah (PDAM) membantu penyediaan air bersih.
"Sementara itu BPBD Sumedang melaporkan saat ini masih terkendala jumlah MCK bagi para pengungsi," ujar Sutopo melalui keterangan tertulis, Rabu (21/9/2016).
Sutopo menuturkan, bencana longsor telah menimbulkan kerugian material dan korban jiwa. Data sementara dari BPBD sebagai berikut tiga rumah dan satu mushala hancur, serta 200 rumah terdampak di Dusun Ciherang, dua rumah tertimbun di Dusun Cimareme dan 100 orang mengungsi di Dusun Babakan Gunasari.
Sementara itu, tiga orang meninggal dunia, dua lainnya luka ringan, dan satu orang masih dalam pencarian. Korban luka ringan telah dirawat oleh RSU Sumedang.
Kurang lebih 300 keluarga di 6 RT terdampak dan 75 keluarga (335 jiwa) mengungsi ke GOR Tajimalela, Sumedang.
Lima dusun terdampak bencana di Desa Ciherang antara lain Dusun Ciherang, Ciguling, Singkup, Cimareme, dan Babakan Gunasari.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat serta memonitor terus menerus upaya tanggap darurat BPBD setempat.
"Kami mengimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap ancaman bahaya banjir dan longsor. Potensi bahaya tersebut dapat dipicu oleh curah hujan tinggi dengan periode waktu lama," ucap Sutopo.