Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Otda Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Kompas.com - 05/09/2016, 17:02 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan otonomi daerah (otda) kian memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Padahal sebelumnya, otonomi daerah justru diasumsikan bakal memecah persatuan.

"Sebelumnya-sebelumnya kita menggunakan paradigma terbalik. Yang dimaksud adalah keengganan memberikan otda karena kita berasumsi bahwa otda akan memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Wapres pada pidato penerimaan gelar Doktor Kehormatan bidang Hukum Pemerintahan Daerah di Universitas Andalas Padang, Senin (5/9/2016).

Dalam bayangannya, otonomi daerah adalah instrumen atau sebuah sistem bernegara dan berbangsa yang menjamin keadilan.

"Dalam perspektif ini, bagi saya otonomi daerah adalah masalah keadilan. Bukan sekadar masalah pengalihan administrasi dan manajemen pemerintahan," katanya.

Dia mengatakan dari sejumlah pergolakan yang terjadi di Indonesia, akar persoalannya sama, yakni keadilan. Sejumlah pihak di daerah merasa disepelekan, tidak didengar dan tidak diberi ruang gerak.

"Orang bisa memiliki teori dan persepsi yang berbeda tentang keadilan. Tapi menurut saya, keadilan adalah kondisi hidup dimana tiap orang merasa nyaman, tenteram, aman dan memiliki peluang yang sama," tambah dia.

Terlepas dari paradigma yang ada, kata Kalla, otonomi daerah menjadi niscaya di Indonesia karena beberapa alasan sosio budaya dan politik.

Pertama, kemajemukan dalam berbagai hal membuat otonomi daerah menjadi keharusan. Kalla percaya dengan otonomi daerah, kemajemukan itu bisa dijaga dan dirawat.

Kedua, sebagai negara kepulauan, sistem sentralistik untuk menjalankan roda pemerintahan menjadi tidak efisien.

"Kita pernah keliru dalam berparadigma. Kita menganggap Indonesia adalah negara kepulauan terbesar maka sistem sentralistik untuk mengaturnya menjadi mutlak. Paradigma ini harus dibalik, keutuhan negara dan bangsa bisa lebih efektif dan efisien bila daerah diberi otonomi untuk melaksanakan roda pemerintahan," katanya.

Ketiga, fakta empirik selama beberapa dekade melaksanakan sistem pemerintahan sentralistik, selain ketimpangan antardaerah sangat besar juga kreativitas sumberdaya manusia kian jauh.

Masalahnya, sistem sentralistik membuat sumberdaya manusia di daerah menjadi mandul dalam berkreativitas. Semua hanya menunggu instruksi dan petunjuk dari pusat.

"Bagi saya otonomi daerah itu membutuhkan prasyarat berupa imajinasi, kreativitas dan inisiatif. Bila ketiga prasyarat ini ada pasti daerah akan berkembang secara sehat. Sukses tidaknya otda amat ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia, perencanaan yang baik, pelaksanaan dan kontrol yang baik serta adanya standardisasi nasional," ujar Wapres.

Kompas TV SKIF Karate World Championship Resmi Dibuka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ramai-ramai Ajukan Diri jadi Amicus Curiae Sengketa Pilpres ke MK, dari Megawati sampai Mahasiswa

Ramai-ramai Ajukan Diri jadi Amicus Curiae Sengketa Pilpres ke MK, dari Megawati sampai Mahasiswa

Nasional
Muhaimin Mengaku Belum Bertemu Dasco dan Prabowo Soal Posisi PKB ke Depan

Muhaimin Mengaku Belum Bertemu Dasco dan Prabowo Soal Posisi PKB ke Depan

Nasional
Kesimpulan yang Diserahkan Kubu Anies, Prabowo dan Ganjar dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

Kesimpulan yang Diserahkan Kubu Anies, Prabowo dan Ganjar dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
'Amicus Curiae' Megawati

"Amicus Curiae" Megawati

Nasional
Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com