JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi kembali menangkap anggota kelompok teroris Katibah Gonggong Rebus yang dipimpin oleh Gigih Rahmat Dewa. Kali ini, yang ditangkap berinisial LH (24).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Agus Rianto mengatakan, peran LH yakni membantu menyelundupkan warga Uighur ke Batam.
"Yang bersangkutan memfasilitasi masuknya dua WNA Uighur masuk ke Batam," ujar Agus melalui keterangan tertulis, Sabtu (3/9/2016).
Dalam penggeledahan di rumah LH, polisi menyita sebuah ponsel, satu unit sepeda motor, dan sebuah dompet. Tak hanya memfasilitasi kedatangan, LH juga membantu menyembunyikan warga Uighur yang masuk ke dalam daftar pencarian orang.
LH dan kelompok GRD menerima dana dari "East Turkistan Islamic Movement" untuk biaya kebutuhan hidup WNA Uighur tersebut.
"Bersama-sama dengan kelompok teroris GRD memfasilitasi keberangkatan WNI ke Suriah," kata Agus.
Kelompok GRD memang membawa misi memberangkatkan anggotanya ke Suriah. Mereka melakukan berbagai persiapan, salah satunya latihan dengan menggunakan airsoft gun untuk persiapan berangkat ke sana. LH pun menjadi bagian dalam rencana penyerangan di Singapura.
"Bersama kelompok GRD merencanakan penyerangan Marina Bay," kata Agus.
Sebelumnya, polisi telah menangkap Gigih selaku pimpinan dan sejumlah anggotanya di Batam. Kelompok tersebut merencanakan teror di sejumlah pusat keramaian bersama Bahrun Naim.
(Baca: Teroris Asal Batam Berencana Teror Singapura bersama Bahrun Naim)
Bahrun merupakan warga negara Indonesia yang menjadi salah satu tokoh di Suriah setelah ia bergabung dengan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Salah satunya mereka menyusun rencana menyerang Marina Bay Singapura.
Bahrun dan kelompok GRD berencana menyerang Singapura dengan roket. Namun, Agus tidak mengetahui pasti kapan rencana serangan itu disusun.
Agus mengatakan, dari informasi yang diperoleh kepolisian, GRD disebut menjadi penerima dan penyalur dana untuk kegiatan radikalisme di Indonesia. Sumber dana tersebut berasal dari Bahrun Naim.
"GRD sebagai fasilitator keberangkatan mereka yang ingin bergabung ke Suriah melalui Turki. Dia membantu orang berangkat ke Suriah apakah akomodasi atau dukungan anggaran," kata Agus.
Selain menjadi fasilitator keberangkatan ke Suriah, GRD juga pernah menampung dua orang Uighur bernama Ali dan Doni. Ali sebelumnya ditangkap di Bekasi bersama Abu Musab pada akhir 2015 lalu.
Ali pun masih terkait dengan pelaku bom bunuh diri di Solo, Nur Rohman. Ali dijemput Nur dari Batam ke Bogor sebelum dititipkan ke Abu Musab di Bekasi.