Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pemerintah Selesaikan Konflik di Papua Dinilai Belum Sentuh Akar Masalah

Kompas.com - 01/09/2016, 14:29 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kalangan akademisi menilai penyelesaian konflik di Papua mendesak untuk segera dilakukan. Faktanya, saat ini konflik Papua sudah mengambil bentuk kekerasan dan memakan banyak korban jiwa.

Pengajar Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Fajar Timur Papua Neles Tebay mengatakan umumnya masyarakat Papua merasa bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempunyai perhatian besar terhadap persoalan Papua.

Beberapa kali Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Papua. Dari sisi pembangunan infrastruktur dan ekonomi di Papua pun mulai berjalan. Namun, Neles melihat apa yang dilakukan oleh pemerintah saat ini belum menjadi solusi dalam menyelesaikan persoalan di Papua.

Menurut dia, pemerintah belum menyentuh akar persoalan masyarakat Papua. Hal tersebut terlihat dari terus munculnya kelompok yang menginginkan Papua merdeka.

Peristiwa kekerasan, diskriminasi dan marginalisasi masih terus terjadi di Papua, bahkan juga menimpa orang Papua di beberapa daerah lain.

(Baca: Untuk Pertama Kali, Warga di Pedalaman Papua Nikmati BBM Murah)

Neles berpendapat, berbagai kebijakan yang sudah diambil pemerintah seperti pembebasan tahanan politik dan pengusutan kasus pelanggaran HAM belum dilakukan secara berkelanjutan.

Oleh sebab itu, dia meminta Pemerintah harus membuat peta penyelesaian konflik Papua yang jelas agar kebijakan yang dibuat bisa menyentuh akar masalah.

"Maka pemerintah perlu membuat peta kebijakan agar penyelesaian konflik bisa menyeluruh. Tidak sekadar membangun infrastruktur dan ekonomi," ujar Neles dalam sebuah diskusi yang diadakan Imparsial Merumuskan Kebijakan Konstruktif dalam Upaya Penyelesaian Konflik Papua Menuju Papua Damai di Jakarta, Kamis (1/9/2016).

(Baca: Tembak Mati Pelajar, Kinerja Polisi Papua Jadi Sorotan Istana)

Neles menuturkan, belum efektifnya upaya pemerintah terlihat dari adanya perubahan pola gerakan kelompok di masyarakat yang menginginkan Papua Merdeka.

Kalau dulu bentuk perlawanan terhadap pemerintah dilakukan secara sembunyi, sekarang kelompok tersebut sudah mengorganisasi diri dan melakukan demonstrasi di jalan secara terbuka.

Mereka yang melakukan protes, kata Neles, rata-rata generasi muda Papua yang terpelajar dan mewarisi kenangan yang buruk saat Daerah Operasi Militer (Daerah Operasi Militer) diberlakukan.

"Mereka yang terlibat perlawanan berkumpul membentuk United Liberation Movement for West Papua (UMWLP). Saya pikir itu satu perubahan dalam perlawanan. Sekarang perlawanan itu dikoordinasikan oleh mereka sehingga menjadk lebih solid dan rapi," kata Neles.

Kompas TV 100 Toko Pasar Muara Tami di Papua Terbakar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com