JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini tengah merancang program kokurikuler yang akan diterapkan pada sistem pendidikan nasional.
Program ini disebut masih disusun dan dikaji agar bisa diterapkan secara komprehensif di tiap sekolah.
Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pembangunan Karakter, Arie Budiman mengatakan kokurikuler akan melibatkan ekosistem yang ada di sekitar sekolah untuk penanaman karakter bagi siswa.
Arie mencontohkan, sekolah dapat berkunjung ke kantor pelayanan publik.
"Misalnya untuk diajak ke kantor pemadam kebakaran, kantor polisi dan lainnya. Artinya pendekatan itu penumbuhan karakter baik untuk anak," kata Arie usai menghadiri Festival Anak Jujur di Ecovention, Ancol, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Arie menurunkan, kunjungan tersebut akan disesuaikan dengan aktivitas sekolah dan tidak mengganggu libur siswa.
"Senin sampai Jumat. Kalau Sabtu dan Minggu kan hari untuk keluarga," ucap Arie.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan akan mengundang budayawan dan seniman untuk masuk ke sekolah.
(Baca: Mendikbud: Budayawan dan Seniman Akan Dilibatkan dalam Kokurikuler)
Hal itu masuk dalam rancangan program kokurikuler yang kini dalam tahap pembahasan.
"Nanti budayawan daerah itu akan kami libatkan penuh dalam kegiatan kokurikuler. Kebudayaan daerah masuk," kata Muhadjir di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Muhadjir menuturkan akan mengefektifkan taman budaya yang tersebar di seluruh Indonesia. Pelibatan taman budaya, kata dia, dalam rangka penguatan karakter siswa.