JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengingatkan rekan separtainya, Syarief Hasan, untuk tidak mendahului Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam berbicara.
Hal tersebut disampaikan Ruhut menanggapi sikap Syarief yang sudah menyatakan bahwa Partai Demokrat menutup pintu untuk mendukung bakal calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama, pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang.
Menurut Ruhut, pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu tidak tepat, apalagi sampai membawa-bawa nama SBY.
"Yang berhak ngomong bukan Syarif Hasan, tetapi Pak SBY. Yang berhak ngomong ketum. Jangan membiasakan mendahului sebelum ketum ngomong," kata Ruhut saat dihubungi, Sabtu (27/8/2016).
(Baca juga: Ruhut: Terserah Pak SBY, Aku Tetap Ahok)
Ruhut yakin, pernyataan Syarief itu tidak mewakili SBY. Menurut Ruhut, SBY sampai saat ini masih mencermati dinamika yang ada sebelum menentukan pilihan.
SBY juga, lanjut dia, selalu berpesan agar mendukung calon yang mempunyai elektabilitas tinggi.
Sementara itu, menurut dia, berdasarkan berbagai survei, elektabilitas Ahok saat ini masih yang teratas.
"Aku selalu pegang omongan SBY. Mendukung orang harus menang, karena itu pilih surveinya paling tinggi," ucap dia.
(Baca juga: Demokrat: Elektabilitas Ahok Turun, yang Lain Malah Naik)
Ruhut pun menengarai Syarief Hasan hanya bermanuver karena sejak awal tidak menyukai Ahok.
Sejak awal, kata dia, Syarief bersama sejumlah kader Demokrat lainnya berusaha memengaruhi SBY untuk tidak mendukung mantan Bupati Belitung Timur itu.
Ruhut pun kembali menyinggung soal pencopotan dirinya oleh SBY dari posisi Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat.
Ia meyakini pencopotan itu karena Syarief Hasan dan kawan-kawan tak suka dengan dirinya yang sejak awal sudah menyatakan dukungan terhadap Ahok.
"Kok mereka takut kalau gua banyak ngoceh? Ngoceh-ngoceh juga dong kayak gua. Jangan karena enggak bisa bersaing, ngomong, jadi 'jilat-jilat' Bapak," ucap Ruhut.
Syarif Hasan sebelumnya memastikan partainya sudah menutup pintu untuk mengusung petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017.
"Yang jelas bukan Ahok," kata Syarif Hasan di Jakarta, Sabtu (27/8/2016).
(Baca juga: SBY Ingin Gubernur DKI Jakarta yang Lebih Baik dari Ahok)
Syarif mengatakan, partainya ingin agar DKI Jakarta dipimpin oleh sosok yang lebih baik dari Ahok.
Ia pun memastikan langkah partainya menutup pintu untuk Ahok ini sudah sesuai instruksi Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. "Arahan beliau kita ingin yang lebih baik lagi," lanjut Syarif.