Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Direalisasikan, Gagasan Sekolah Parlemen Dikhawatirkan Ganggu Tugas Kedewanan

Kompas.com - 25/08/2016, 23:23 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay berpendapat, gagasan Sekolah Parlemen yang digagas Ketua DPR Ade Komarudin perlu didiskusikan dengan fraksi-fraksi di DPR jika mau dijadikan sebuah program bersama.

Kegiatan tersebut perlu dikaji mendalam jika mau diimplementasikan sebab dikhawatirkan justru akan mengganggu tugas-tugas para anggota dewan.

Saleh menilai, kegiatan anggota Dewan saat ini sudah sangat padat.

Selain persidangan, anggota Dewan juga dituntut untuk melakukan pengawasan ke daerah serta tugas lainnya.

"Pasalnya, tugas sebagai anggota DPR sekaligus anggota MPR juga menyita waktu yang tidak sedikit. Ditambah lagi dengan tuntutan masyarakat agar kinerja DPR semakin ditingkatkan, terutama dalam bidang legislasi," kata Saleh saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (25/8/2016).

Menurut dia, tugas untuk menambah pengetahuan dan pemahaman terhadap tugas-tugas legislatif adalah tanggung jawab partai politik.

Termasuk rekrutmen, pendidikan dan pelatihan kader. Ia mengkhawatirkan jika dipaksakan gagasan tersebut justru akan tumpang tindih dengan pelatihan kader yang dilakukan internal partai.

"Kami di PAN pun sudah ada sekolah kader politik. Sekolah politik kami, sudah ada jauh hari sebelum gagasan ini digulirkan. Hanya saja, pesertanya memang dari kalangan muda yang baru berinteraksi dengan politik. Mungkin, lima sampai sepuluh tahun lagi mereka sudah siap didistribusikan untuk ikut berkompetisi dalam pesta demokrasi kita," tutur Anggota Komisi IX itu.

Standardisasi legislator yang menjadi salah satu tujuan gagasan Sekolah parlemen juga perlu dirumuskan.

Sebab, setiap partai memiliki ideologi dan garis perjuangan masing-masing.

"Termasuk dalam hal legislasi, masing-masing partai punya pandangan sendiri-sendiri. Secara epistemoligis, kelihatannya agak sulit merumuskan srandar baku bagi semua parpol," kata dia.

Saleh mengatakan, gagasan tersebut patut diapresiasi.

Akan tetapi, seejumlah poin perlu dikaji secara matang termasuk soal anggaran dan teknis program.

"Kalau ada yang tidak setuju, takutnya gagasan ini berhenti pada sekadar wacana," ujarnya.

Sebelumnya, DPR mewacanakan membentuk sekolah parlemen. Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan, gagasan tersebut dicetuskan sebagai upaya peningkatan kualitas anggota dewan. Selain itu sekolah parlemen diharapkan juga bisa membuat standar kualitas legislator. 

"Tujuan kami peningkatan kualitas para legislator, anggota dewan yang selama ini diharapkan masyarakat berkualitas. Baik fungsinya sebagai pembuat undang-undang, penyusun APBN dan fungsi pengawasannya," ujar Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.

Sekolah yang ditargetkan dapat direalisasikan tahun ini rencananya diikuti seluruh Anggota DPR RI dan anggota DPRD di seluruh Indonesia.

Lebih jauh, Ade berharap ke depannya, semua partai politik bisa ikut terlibat.

"Caleg-calegnya dapat latihan di sana. Dapat pengetahuan bagaimana menjadi anggota parlemen yang baik," kata Politisi Partai Golkar itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com