Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Akui Perlindungan WNI Masih Jadi Tantangan Terberat Diplomasi Indonesia

Kompas.com - 19/08/2016, 23:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengakui perlindungan WNI di luar negeri merupakan tantangan terbesar yang dihadapi diplomasi Indonesia. Situasi global yang tak selamanya damai membuat pemerintah harus selalu sigap dan tetap memberikan perlindungan kepada WNI di luar negeri.

"Banyak sekali tantangan yang kita hadapi, saya ingin mengambil satu contoh dari sekian tantangan yang ada, yaitu perlindungan WNI, karena mobilitas yang sangat tinggi yang menyebabkan WNI tersebar di mana-mana," kata dia di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jumat (19/8/2016).

Lebih lanjut, Retno menjelaskan, situasi dunia yang tidak selalu stabil dan damai akan berdampak pada keamanan WNI yang ada di luar negeri.

"Oleh karena itu, dari waktu ke waktu kita sangat menyadari pentingnya pelaksanaan perlindungan WNI bagi kelangsungan politik luar negeri karena banyak sekali yang banyak tinggal di luar negeri yang memerlukan bantuan pemerintah terutama yang sedang mengalami masalah hukum," kata dia.

Retno mencontohkan evakuasi WNI dari Yaman saat terjadi konflik internal pada 2015 lalu, yang berhasil memulangkan ribuan WNI ke Indonesia.

"Pemerintah Indonesia berhasil mengevakuasi ribuan WNI dari Yaman, dan itu merupakan satu dari operasi terbesar yang pernah dilakukan Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan instansi lainnya," kata dia.

Untuk tantangan perlindungan WNI saat ini, Retno menuturkan, pemerintah tengah berupaya keras membebaskan delapan WNI yang masih disandera kelompok bersenjata di selatan Filipina sejak Juni 2016.

Menlu mengatakan semua kementerian dan lembaga terkait, yakni Kemlu, kementerian pertahanan, TNI, dan Badan Intelijen Negara tengah bekerja di bawah koordinasi Pusat Krisis yang dipimpin Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto.

"Upaya ini betul-betul memerlukan konsentrasi dan upaya sangat tinggi karena, sekali lagi, lokus tidak ada di kita, tapi ada di negara lain, dan yang kedua, situasi di lapangan sangat dinamis," kata Marsudi.

Upaya pembebasan sandera WNI dari kelompok bersenjata di selatan Filipina menemukan sedikit titik terang setelah dua ABK bernama Muhammad Sofyan pada 17 Agustus, dan Ismail pada 18 Agustus, berhasil bebas dan diselamatkan ke Kota Zamboanga, Filipina.

Ismail dan Muhammad Sofyan adalah dua WNI dari tujuh ABK Tugboat Charles yang dibajak kelompok bersenjata di perairan Sulu, selatan Filipina pada 20 Juni 2016.

Berikut nama-nama ABK Charles yang masih disandera, Ferry Arifin, Muh Mahbrur Dahri, Edi Suryono, Muhammad Nasir, dan Robin Piter.

Kompas TV 2 ABK TB Charles Selamat, 5 Masih Disandera
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com