JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi V Roem Kono mengatakan, kejadian di Terminal 3 Bandara Soerkarno-Hatta beberapa hari lalu telah diprediksi sebelumnya.
Sebab, bandara tersebut seakan dipaksa dioperasikan saat persiapan terlihat belum matang.
Terlebih, mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sebelumnya juga sempat menyatakan bandara tersebut belum dapat dioperasikan karena masih ada yang belum diselesaikan.
Kebanggaan atas Terminal 3 pun mejadi gugur akibat masalah-masalah yang terjadi di sana.
"Pengelola, terutama Angkasa Pura II, jangan banggakan sesuatu yang rapuh. Itu sangat memalukan," kata Roem di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (17/8/2016).
Ia pun berharap banjir dan masalah-masalah lainnya tak terjadi lagi di Terminal 3 New Soekarno Hatta.
Bahkan, untuk mendalami penyebab terjadinya banjir serta menanyakan hal-hal terkait lainnya, Komisi V berencana memangil Kementerian Perhubungan dan AP II
"Kalau baniir sekitar situ enggak apa-apa. Tapi ini masuk ke dalam terminal. Ini yang jadi masalah," ucap Roem.
"Kemarin sudah saya tinjau juga memang perlu suatu kesempurnaan, jangan dipaksakan," kata Politisi Partai Golkar itu.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan akan melakukan survei-survei terkait dengan masalah-masalah yang terjadi di Terminal 3 Bandara Soerkarno-Hatta.
(Baca: Menhub Akan Lakukan Survei untuk Cari Tahu Kekurangan Terminal 3)
"Satu pesan dari Wakil Presiden, lakukanlah survei dari bandara ini dari bulan ke bulan, artinya bulan ini lakukan survei satu bulan kemudian lakukan survei, apa yang kurang dari masyarakat," ujar Budi Karya, Senin (15/8/2016).
"Dengan dasar survei tadi kami bisa mengkur apa saja yang lakukan perbaikan, seperti diketahui Terminal 3 Angkasa Pura II kan akan full operation pada Maret 2017," tutur mantan Direktur Utama AP II itu.