Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Perpustakaan Nasional: Koleksi Naskah Kuno Indonesia Lebih Banyak daripada Belanda

Kompas.com - 17/08/2016, 05:05 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, mengatakan bahwa naskah kuno yang ada di Indonesia, khususnya di Perpustakaan Nasional, itu lebih lengkap daripada yang ada di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.

Hal itu diketahui Muhammad setelah berdiskusi dengan sahabatnya yakni Profesor Rasyid, seorang sastrawan Belanda.

"Saya belum lama ini berdiskusi, dia (Rasyid) mengakui bahwa Perpustakaan Nasional jauh lebih lengkap daripada yang ada di Belanda," ujar Muhammad usai menghadiri acara penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka, di Balai Kartini, Jakarta Pusat, Selasa (16/8/2016).

Hal itu, kata Muhammad, menjadi tantangan bagi Perpustakaan Nasional untuk terus menjaga dan melestarikan arsip-arsip penting tersebut. Ia mengatakan, sejumlah koleksi yang ada di Perpustakaan Nasional memang cukup lengkap.

"Kalau bicara tentang kemaritiman, perusahaan negara. perkeretaapian, tata negara, itu semuanya sudah ada naskah-naskahnya di kami sejak saat penjajahan Belanda," tutur dia.

Namun, belum semua koleksi yang ada sudah dialihbahasakan dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia. Menurut dia, hal ini juga yang menyulitkan masyarakat mendapatkan informasi terkait sejarah lampau.

Selain mengalihbahasakan, kata dia, saat ini pihaknya juga terus berupaya mengalihmediakan naskah-naskah kuno yang ada. Hal itu sebagai salah satu cara perpustakaan nasional memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin mencari data-data naskah kuno melalui media gadget.

"Yang paling pokok sekarang adalah bagaimana kami bisa menginformasikan naskah-naskah kuno yang ada itu," kata dia.

"Nantinya seseorang tidak perlu ke perpustakaan jika ingin membaca buku, bisa membaca lewat handphone mereka, melalui internet, melalui media sosial dan sebagainya. Nantinya e-book full teks karena selama ini hanya bibliografinya (daftar pustaka yang mencangkup isi dan deskripsi sebuah buku) saja," tambah Muhammad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com