Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Masyarakat Sipil Pertanyakan Tak Ada "Briefing" Jelang Eksekusi Mati

Kompas.com - 10/08/2016, 17:07 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Lembaga Hukum Masyarakat, Raynov Situmorang mengatakan, Kejaksaan Agung seharusnya engadakan "briefing" dengan keluarga terpidana mati dan kuasa hukumnya sehari sebelum pelaksanaan eksekusi mati.

Akan tetapi, hal itu tak dilakukan pada eksekusi mati gelombang III. Hal ini membuat tak jelasnya waktu pelaksanaan eksekusi yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.

Menurut Raynov, pelaksanaan eksekusi mati biasanya diketahui pada briefing malam sebelum eksekusi.

"Biasanya ada di briefing malam pemberitahuan kapan pelaksanaan eksekusi. Ada rapat dengan keluarga terpidana, kuasa hukum atau Kedubes," ujar Raynov di Komisi Kejaksaan, Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Dalam briefing itu, lanjut dia, akan didaftarkan jumlah anggota keluarga yang akan ikut mengantarkan ke pemakaman.

"Kemarin itu (eksekusi mati gelombang III) enggak kejadian. Mereka hanya menduga-duga. 'Ini besok malem benar tidak sih ada eksekusi'. Karena biasanya ada briefing," kata Raynov.

Pelaksanaan eksekusi baru diketahui ketika diberikan nametag Operasi Nusa Candi.

Nametag itu selalu dipakai untuk keluarga atau kuasa hukum terpidana agar diperbolehkan masuk ke lapangan tembak.

"Nametag dikasih pagi-pagi di hari-hari terakhir sebelum eksekusi. Kalau yang lalu ada briefing. Kalau tidak berkunjung, tidak dapat nametag, tidak tahu waktu eksekusi," ujar Raynov.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Hapus Hukuman Mati (HATI) melaporkan ke Komisi Kejaksaan terkait adanya dugaan pelanggaran dan tindakan tidak profesional jaksa di bawah Jaksa Agung H.M. Prasetyo pada eksekusi jilid III.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Hapus Hukuman Mati (HATI) terdiri dari Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat, Institute for Criminal Justice Reformasi (ICJR), dan Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (Mappi) FH UI.

Laporan diserahkan pada Komisi Kejaksaan RI dengan nomer registrasi 2355-623/BTT/KK/08/2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com