JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Pareira menilai, partainya tidak perlu terburu-buru mengumumkanbakal calon gubernur DKI Jakarta yang akan diusung. Pasalnya, batas akhir waktu pendaftaran calon gubernur dari parpol masih cukup lama.
“Masih ada tanggal 23 Septermber, kenapa harus sekarang, besok atau minggu depan?” kata Andreas saat diskusi bertajuk Jokowi: Koalisi dan Manuver 2019 di Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Jumlah kursi PDI Perjuangan di DPRD DKI cukup bagi mereka untuk mengusung pasangan calon kepala daerah sendiri.
(Baca: Ahok: Kalau Ada yang Lebih Baik dari Saya, Bodoh kalau Pilih Saya)
Namun, Andreas melihat, ada pihak yang memiliki kepentingan terselubung. Oleh karena itu, mereka terus berusaha untuk mengulik siapa calon yang akan diusung PDI-P.
“Stok (calon kepala daerah) kami cukup, kenapa harus dipercepat?” ujar dia.
Di sisi lain, Andreas menyesalkan sikap calon petahana, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, yang terkesan "panas" sedari dini di dalam penyelenggaraan pilkada ini.
Menurut dia, jika Ahok cerdas membaca sinyal politik yang disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, sebenarnya Ahok tak perlu terkesan bernafsu.
(Baca: Ahok "Nyengir" Saat Dikonfirmasi Pembicaraannya dengan Megawati)
“Sejak awal Bu Mega kan sudah pesan, ‘Ahok-Djarot kerja baik-baik’. Kalau dia kenal tapi tidak bisa menerjemahkan kalimat itu, artinya dia tidak kenal. Padahal, Ahok ini biasanya cerdas, tapi dia paham atau enggak ya?” kata Andreas.
Ia menambahkan, siapa pun calon kepala daerah yang nantinya akan didukung PDI Perjuangan, dukungan yang diberikan tak sebatas pada saat pencalonan. Lebih dari itu, dukungan tersebut juga akan diberikan ketika mengawal jalannya pemerintahan.
“Jadi bukan sekedar mendukung jadi gubernur, tapi gubernunya mau buat apa kalau sudah terpilih,” ungkap dia.