JAKARTA, KOMPAS.com - Rasa lelah tampak di wajah para "kartini kendeng" setelah 10 hari berusaha meyakinkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa pembangunan pabrik semen di tempat mereka tinggal berdampak merusak lingkungan sekitar.
Usaha mereka tidak sia-sia. Sore ini beberapa minibus membawa mereka kembali ke kampung halaman sekaligus memberi kabar kepada warga desa bahwa Jokowi telah menerima mereka di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/8/2016) sore.
Selain itu, pemerintah juga memutuskan akan melakukan kajian lingkungan hidup strategis di pegunungan Kendeng.
Keputusan itu, membuat para petani ini sedikit lebih lega. Karena setidaknya kekhawatiran mereka akan meninggalkan warisan tanah gersang untuk anak cucu bisa dikesampingkan sementara waktu.
(Baca: Jokowi Penuhi Tuntutan Petani Kendeng)
Siang ini, Kartini Kendeng menggelar konfrensi pers di kantor Lembaga Bantuan Hukum, di Jakarta Pusat. Kantor yang dijadikan tempat istriharat mereka selama di Jakarta.
Sebuah spanduk yang tidak terlalu besar menghiasi dinding ruangan. "Terima Kasih Pak Jokowi. Rakyat mu Nurani mu, Rakyat Bersama mu. Lestari Kendeng, Lestari Indonesia" kalimat di spanduk tersebut.
Jika biasanya konfrensi pers dibuka dengan pemaparan materi pembahasan. Hal berbeda justru dilakukan para Kartini Kendeng. 10 perempuan itu berdiri menghadap para peserta konfrensi pers.
Di belakang mereka ada dua orang yang memegang alat musik, ukulele dan acordion. Pelahan-lahan, dawai ukulele mengiringi suara parau para Kartini Kendeng merasuk ke sela-sela telinga.
"Lir ilir", sebuah tembang yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga menggaung di ruangan. Di pertengahan lagu, salah seorang dari mereka melangkah maju seraya membacakan sebuah puisi karya Kanggun Retno, Kepala Suku Kendeng.
"Gulo getih kelopo putihe, balunge getih nyawiji dadi siji niatan suci, merdekake ibu pertiwi," tutur Deni Yuliantini di sepotong bait puisi.
(Baca: Tuntutannya Dikabulkan Jokowi, Ini Komentar Pihak "Kartini Kendeng")
Diartikan ke dalam bahasa Indonesia, puisi itu mengatakan bahwa Merah darah ku, putih tulangku, menyatu dalam jiwa, berniat untuk tetap membela ibu pertiwi.
Seperti dikabarkan, Presiden Joko Widodo telah menerima para petani dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang berkali-kali melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa.
Para petani yang menamakan diri 'Kartini Kendeng' itu memprotes pembangunan pabrik semen di daerah mereka. Bahkan, saat protes, mereka sempat mengecor kaki dengan semen pada 12 hingga 13 April. Coran itu baru dilepas setelah Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki menemui mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.