JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Charles Honoris mengatakan, Pemerintah Turki tidak akan mengancam memutus hubungan dengan Indonesia terkait adanya sekolah yang diduga berafiliasi dengan jaringan Fethullah Gulen.
"Karena konsekuensinya terlalu besar apabila memang begitu (memutus hubungan bilateral)," kata Charles di Komplek Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Menurut Charles, hubungan antara Turki dan Indonesia sudah sangat panjang sejak era kepemimpinan Presiden Sukarno. Menurut dia, hubungan kedua negara sangat strategis.
"Hubungan dagangnya cukup bagus. Ini akan sangat merugikan Turki apabila mereka memutuskan hubungan bilateral. Karena dalam waktu dekat tidak menjadi isu lagi," ucap Charles.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap sembilan sekolah yang disebut pemerintah Turki terkait organisasi Teroris Fethullah (FETO).
Muhadjir mengakui, hingga 2015, sekolah-sekolah itu masih bekerja sama dengan organisasi Fethullah Gullen, yang belakangan dituduh terlibat upaya kudeta terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan di Turki.
(Baca juga: Tolak Permintaan Turki, Mendikbud Pastikan 9 Sekolah Tak Akan Ditutup)
Namun, saat ini kerja sama tersebut sudah selesai dan sekolah-sekolah itu sudah berdiri dengan yayasan sendiri.
Ia juga memastikan hubungan sembilan sekolah itu dengan FETO tak lantas membuatnya mengajarkan hal yang salah, apalagi yang terkait dengan terorisme.
"Pihak sekolah sangat marah dia, apalagi dituduh sarang teroris konyol sekali itu tuduhan-tuduhan. Enggak ada sama sekali tanda-tanda kekerasan, tanda-tanda teror di sana," kata Muhadjir di Jakarta, Senin (1/8/2016).
Kedutaan Besar Turki telah mengeluarkan rilis yang meminta Pemerintah RI melakukan penutupan sekolah-sekolah terkait dengan jaringan Organisasi Teroris Fethullah (FETO).
FETO merupakan sebutan Pemerintah Turki untuk para pengikut Fethullah Gulen, seorang ulama yang dituding Erdogan sebagai dalang aksi percobaan kudeta militer yang terjadi di Turki, beberapa waktu lalu.
Dalam rilis tersebut ada sembilan sekolah yang diduga terkait dengan jaringan Gulen. (Baca: Turki Sebut 9 Lembaga Pendidikan di Indonesia Terkait Kelompok Fethullah Gulen)
Di antaranya Pribadi Bilingual Boarding School, Depok, Pribadi Bilingual Boarding School, Bandung, Kharisma Bangsa Bilingual School, Tangerang Selatan.
Selain itu, Semesta Bangsa Bilingual Boarding School, Semarang, Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School, Yogyakarta, Sragen Bilingual Boarding School, Sragen, Fatih Boy's Shool, Aceh, Fatih Girl's School, Aceh, Banua Bilingual Boarding School, Kalimantan Selatan.
(Baca juga: Menlu Yakin Turki Hormati Keputusan Indonesia Tolak Tutup 9 Sekolah)