JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar mendapatkan kesaksian Freddy Budiman terkait keterlibatan oknum Badan Narkotika Nasional, Polri, dan Bea Cukai dalam peredaran narkoba.
Haris mengatakan kesaksian Freddy didapat pada masa kesibukan memberikan pendidikan HAM kepada masyarakat di masa kampanye Pilpres 2014. Haris memperoleh undangan dari salah satu organisasi gereja yang aktif memberikan pendampingan rohani di Lapas Nusakambangan.
Dalam kesempatan itu, Haris antara lain bertemu dengan John Refra alias John Kei. Ia juga sempat bertemu dengan Rodrigo Gularte, terpidana mati gelombang kedua, April 2015.
"Suster Yani namanya. Dia itu punya temen Pak Andreas. Pak Andreas ini adalah sahabat Kontras, yang suka mendampingi Kontras di beberapa kasus," kata Haris di Kontras, Jakarta, Jumat (29/7/2016).
Sebelum bertemu Freddy, Haris berbincang dengan Kepala Lapas Nusakambangan saat itu, Liberty Sitinjak. kepada Haris, Sitinjak bercerita pengalamannya mengelola Lapas Nusakambangan.
"Pak Sitinjak hampir setiap hari perintahkan sweeping HP dan senjata tajam. Saya melihat sendiri hasil sweeping. Hasilnya lebih dari satu lemari," ucap Haris.
Haris mengatakan Sitinjak memasang dua kamera selama 24 jam untuk memonitor Freddy Budiman. Namun, beberapa kali Sitinjak diminta dua kamera tersebut oleh oknum pejabat BNN.
Suster Yani mengatakan kepada Haris bahwa Freddy memiliki keinginan bertemu dan berbicara langsung.
"Kemudian saya masuk diajak, ke lorong setelah meja pendaftaran, lalu ruangan itu sebelah kiri. Dan saya selama di dalam bersama dengan Pak Sitinjak full, dia yang menemani saya, bukan nyuri-nyuri atau nyusup masuk ke sel," tutur Haris.
John Kei memulai perbincangan dengan bercerita mengenai kasus yang dialaminya. Setelah itu, Freddy bercerita kepada Haris selama lebih dari dua jam.
Haris hanya menggunakan daya ingatnya. Haris mengatakan saat berkunjung Ia tidak diperkenankan membawa apapun. Ia menghormati aturan yang ada di lapas.