JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, mengaku sudah menduga bahwa dirinya akan menjadi menteri.
Firasat itu dirasakannya setelah membaca surat dari pihak kepresidenan yang diterima pada Selasa (26/7/2016) siang.
"Hanya diberitahu saja tidak meninggalkan Jakarta. Mungkin, mau dijadikan menteri tapi enggak tahu di mana," tutur Muhadjir, di Kemendikbud, Rabu (27/7/2016).
Kemudian, lanjut dia, firasatnya itu terjawab pada Selasa malam. Salah seorang dari pihak kepresidenan memberitahukan bahwa dirinya diamanatkan menggantikan Anies Baswedan.
Ia mengatakan, kabar tersebut tidak langsung disampaikan kepada seluruh keluarga.
Muhadjir mengaku baru menghubungi keluarga pada Rabu, sekitar pukul 08.00 WIB, beberapa saat sebelum dirinya berangkat ke Istana Negara.
"Saya enggak mengabari keluarga, baru mau berangkat ke sini saja saya beritahu. 'Saya anu, kalau enggak ada perubahan mau jadi menteri'," ucap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Mendengar kabar tersebut, kata dia, pihak keluarga pun turut senang.
"Ya ada yang seneng lah wong namanya ada keluarga jadi menteri," kata dia.
Ia menambahkan, sebenarnya sudah punya rencana bersama sang istri untuk berkunjung ke Yogyakarta, bersilaturahmi dengan beberapa orang, di antaranya, Amien Rais dan Syafii Maarif.
Namun, lanjut dia, datangnya surat larangan keluar dari Jakarta, maka niatan itu pun dibatalkan.
"Ya sudah tidak jadi ke Yogya (Yogyakarta)," ujarnya.