JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati enggan mengungkapkan alasan mengapa dirinya bersedia menerima tawaran Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Namun, ia merasa sangat terhormat atas tawaran tersebut.
"Saya merasa terhormat diminta kembali oleh Bapak Presiden untuk bisa bekerja sama dengan menteri Kabinet Kerja untuk menjalankan sisa jabatan kabinet ini. Semoga tujuannya tercapai," ujar Sri usai dilantik di Istana Negara, Rabu (27/7/2016).
Sri juga enggan menjelaskan bagaimana proses sehingga dirinya bisa menjabat Menteri Keuangan. Dia hanya menjelaskan bahwa Presiden Jokowi sendirilah yang memintanya dengan bertemu secara langsung.
Setelah dilantik, Sri akan memetakan persoalan yang ada di Kementeriannya. (Baca juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Dunia Rapuh)
Pertama, dia akan melihat postur anggaran, mana yang sudah tercapai dan mana yang belum tercapai, khususnya mana yang sudah disetujui bersama DPR.
Pemetaan itu, lanjut Sri, akan berorientasi pada penciptaan kesempatan kerja, pengentasan kemiskinan dan lain-lain.
Intinya, Sri ingin mewujudkan pertumbuhan ekonomi sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dapat meningkat pula.
"Itu yang akan saya perhatikan. Kami akan mencapainya semaksimal mungkin," ujar Sri.
(Baca juga: Sri Mulyani, Kembalinya Sang Srikandi ke Kursi Kebinet)
Sri Mulyani dilantik sebagai Menteri Keuangan di Istana Negara, Rabu siang bersamaan dengan pelantikan 11 menteri lain.
Dalam acara itu, Presiden juga melantik Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.