Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Sepalsu Apakah Hidup Kita?

Kompas.com - 26/07/2016, 14:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Banyaknya berita mengenai hal-hal palsu sebulan terakhir membuat kita tersadar betapa hal-hal palsu atau kepalsuan dekat dengan hidup kita.

Kesadaran itu setidaknya menyentak saya saat mendapati keluarga, kerabat, dan beberapa tetangga yang anaknya menjadi korban vaksin palsu.

Belum selesai penanganan para balita korban vaksin palsu ini oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait, kepalsuan lain muncul.

Di Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat beredar kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) palsu. JKN di masyarakat lebih populer disebut BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Ada 810 keluarga menjadi korban BPJS palsu ini.

Dua kepalsuan paling aktual ini terjadi di sektor kesehatan dan berdampak serius. Korbannya adalah saudara-saudara kita yang dalam ketidaktahuannya dimanfaatkan para pemalsu untuk mendapatkan keuntungan. 

Namun, jika kita mau lebih jeli dan mau jujur mengakui, kepalsuan tidak hanya terjadi di sektor kesehatan saja. Hampir di semua sektor, kita jumpai kepalsuan-kepalsuan itu.

Bahkan, secara sadar, kita kerap memburu dan menggunakan kepalsuan-kepalsuan itu untuk kepentingan dan keuntungan kita sendiri. 

Tidak usah jauh-jauh melihat sektor apa saja atau orang lain. Hal-hal yang melekat di tubuh kita barangkali juga merupakan hal-hal palsu. Ada rambut palsu, bulu mata palsu, kuku palsu, pakaian palsu, sepatu palsu, tas palsu atau emas palsu sebagai hal-hal yang membentuk citra diri kita.

Untuk kepalsuan yang menopang citra diri kita ini bahkan ada tingkatannya. Dengan terbuka para pedagang yang menemukan banyak pembeli ini menggunakan istilah "KW" mulai dari KW super, KW 1, hingga KW sembilan mungkin.

Malaikat penolong

Berbeda dengan vaksin palsu dan kartu BPJS palsu yang mencelakakan, barang-barang palsu yang membentuk citra diri itu tidak mencelakakan diri. Di banyak kesempatan, kepalsuan itu hadir seperti malaikat penolong.

Kehadiran barang palsu sebagai malaikat penolong bukan saja bagi mereka yang tidak bisa memiliki atau membeli barang-barang asli. Kehadiran barang palsu itu kerap jadi penolong juga bagi mereka yang bisa memiliki atau bisa membeli barang-barang asli bahkan beberapa barang sekaligus. 

Untuk barang palsu yang kerap jadi malaikat penolong orang-orang yang menjaga citra dirinya secara berlebih itu, saya selalu teringat cerita Samuel Mulia yang terbit di Harian Kompas beberapa tahun lalu.

Berikut kira-kira cerita kecil Samuel Mulia, penulis mode dan gaya hidup itu.

"Thanks God it's fake!" ujar seorang tente yang baru saja dijambret tasnya saat liburan di Eropa. Meski merasa kesal, perempuan itu bersyukur karena tas Louis Vuitton-nya palsu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com