JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menilai, dukungan yang diberikan Partai Golkar untuk Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019, tidak dilakukan tanpa syarat.
Ia mencurigai keputusan itu diambil dengan harapan timbal balik tertentu, salah satu yang paling dekat, yakni terkait jatah menteri untuk partai berlambang pohon beringin tersebut.
Sejak menyatakan beralih dari oposisi menjadi partai pendukung pemerintah pada Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali Mei lalu, Golkar memang belum mendapatkan jatah menteri di kabinet.
(baca: Politisi PDI-P Ragu Golkar Konsisten Dukung Jokowi pada Pilpres 2019)
Namun, setidaknya ada dua kader Golkar di pemerintahan, yakni Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan.
"Bisa ditafsirkan kesitu (jatah menteri). Parpol kan memang rajin menympaikan sinyal-sinyal seperti itu. Tapi kita enggak usah berburuk sangka," kata Hendrawan saat dihubungi, Selasa (26/7/2016).
Apalagi, Hendrawan juga mengaku sudah mendapatkan informasi bahwa reshuffle atau perombakan kabinet akan dilakukan dalam waktu yang tak lama lagi.
(Baca: Kata Setya Novanto, Golkar Siap Dukung Jokowi pada Pilpres 2019)
Meski demikian, Hendrawan enggan berandai-andai soal siapa yang akan diganti jika reshuffle benar dilakukan.
"Jangan berandai-andai. Kalau berandai-andai kita bisa sakit sebelum waktunya," ucap Wakil Ketua Fraksi PDI-P di DPR ini.
Dukungan untuk Jokowi sebagai calon Presiden 2019 akan dideklarasikan oleh Golkar dalam rapat pimpinan nasional yang digelar di Jakarta pada Rabu (17/7/2016) hingga kamis besok.
Presiden Joko Widodo akan menghadiri rapimnas tersebut. (baca: Ikrar: PAN dan Golkar Cukup Diberi Satu Kursi Menteri)
Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, dukungan yang akan diberikan partai kepada Joko Widodo untuk kembali mencalonkan diri pada Pemilihan Presiden 2019, sudah melalui proses dan kajian yang mendalam.
Dukungan untuk Jokowi maju sebagai calon Presiden 2019 akan dideklarasikan oleh Golkar dalam rapat pimpinan nasional yang digelar di Jakarta pada Rabu (17/7/2016) hingga kamis besok.
Presiden Joko Widodo akan menghadiri rapimnas tersebut. (Baca: Golkar Pastikan Dukungan untuk Jokowi dalam Rapimnas Akhir Juli)
Idrus menjelaskan, dukungan terhadap Jokowi diawali dari rekomendasi Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar pada Mei 2016 lalu, yang salah satunya memutuskan bahwa Ketua Umum Golkar Setya Novanto melakukan komunikasi politik dengan Jokowi sebagai persiapan Pemilu 2019.
Setelah komunikasi politik dengan Jokowi dilakukan, Setya Novanto kembali melaporkan hasilnya ke DPP. Kemudian DPP Golkar secara bulat memutuskan bahwa Jokowi adalah calon terbaik.
"Kami proyeksikan salah satu yang penting adalah menetapkan Golkar mendukung Jokowi sebagai capres 2019," kata Idrus.