JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo langsung tertawa ketika ditanya soal larangan bagi seluruh menteri meninggalkan Jakarta dalam sepekan ini.
Informasi larangan itu beredar di kalangan wartawan, yang kemudian dikaitkan dengan isu wacana perombakan kabinet alias reshuffle.
(baca: Selama Sepekan Ini Jokowi Larang Menteri-menteri Tinggalkan Jakarta)
Setelah tertawa, Jokowi menjelaskan bahwa informasi seperti itu biasa disebar di jajaran kabinet menjelang sidang kabinet paripurna.
"Pasti disampaikan seperti itu jangan sampai ada yang tidak ikut. Mengingatkan saja," kata Jokowi dalam wawancara dengan Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo yang ditayangkan Kompas TV, Senin (25/7/2016).
"Kalau ada paripurna pasti diberikan peringatan dua tiga hari sebelumnya. Biasa menurut saya," tambah Presiden.
(baca: Jokowi Larang Menteri Keluar Jakarta Sepekan Ini, Mensesneg Sebut Hal Biasa)
Ketika diminta tanggapan info tersebut kemudian dikaitkan dengan isu perombakan kabinet, Jokowi mengatakan, isu reshuffle sudah muncul sejak Desember 2015, yang kemudian kembali mencuat belakangan ini.
"Dari dulu kan mulai dari Desember, ganti Maret, lalu sebelum Lebaran," kata Jokowi.
Saat ditanya soal kepastian reshuffle kabinet atau tidak, Jokowi tidak menjawab tegas. Ia mengatakan, evaluasi kinerja secara berkala diperlukan.
"Kalau tidak ada evaluasi bagaimana kita menilai program, menilai pekerjaan seseorang. Harus dilakukan evaluasi kinerja. Itu biasa kita lakukan. Setiap bulan kita lihat, setiap tiga bulan kita lihat, setiap minggu kita lihat," kata Jokowi.