Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Jokowi di Pilpres 2019, Golkar Disebut Bisa Rebut Suara PDI-P

Kompas.com - 24/07/2016, 18:16 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanudin Muhtadi menilai elektabilitas Partai Golkar bisa meningkat setelah memutuskan mendukung Joko Widodo pada Pemilu Presiden 2019 mendatang.

Golkar bisa jadi merebut banyak suara dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang dikenal publik tidak memiliki hubungan harmonis dengan Jokowi.

"Seringkali PDI-P melihat Jokowi sebagai ancaman, bukan peluang. Misal naiknya suara PDI-P tidak dilihat sebagai bagian dari kerja keras Jokowi. Tentu yang akan mendapat getah positifnya Golkar," kata Burhanudin saat menghadiri rilis survei Saiful Mujani Reseaerch and Consulting di Jakarta, Minggu (24/7/2016).

(Baca: Golkar Pastikan Dukungan untuk Jokowi dalam Rapimnas Akhir Juli)

Survei SMRC menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap Jokowi semakin meningkat menjadi 67 persen pada Juni 2016 ini.

Elektabilitas Jokowi apabila pilpres 2019 digelar sekarang pun masih teratas dibanding nama-nama lain. Burhanudin menilai, Golkar cukup cerdas melihat kondisi ini untuk meningkatkan elektabilitas yang sempat terpuruk pasca dualisme kepemimpinan yang terjadi.

"Data kami ketika Golkar di luar pemerintahan sebagai komandan KMP, elektabilitas cuma 10 persen, sekarang ketika dukung Jokowi naik jadi 15 persen," ucap Burhanudin.

Kondisi serupa, lanjut Burhan, akan terjadi di Jakarta, dimana Golkar memutuskan mendukung Basuki Thahaja Purnama alias Ahok yang mempunyai elektabilitas tinggi.

Sementara PDI-P yang menjadi salah satu partai pendukung Ahok, sikapnya justru belum jelas sampai sekarang. "PDI-P justru berada di garis depan dalam perang kata-kata, terutama pada teman Ahok," ucap dia.

Politisi PDI-P Maruarar Sirait yang hadir dalam kesempatan tersebut setuju dengan analisis Burhan. "Tadi disampaikan Golkar akan happy kalau hubungan PDI-P dan Jokowi tidak baik, akan mendapat limpahan suara dari publik. Ini analisis yang sangat tajam," kata Maruarar

(Baca: Politisi PDI-P Sindir Golkar yang Buru-Buru Dukung Jokowi di Pilpres 2019)

Namun ia meyakini publik sudah cerdas dan akan melihat dukungan Golkar terhadap Jokowi maupun Ahok hanya manuver belaka. "Saya yakin tidak ada yang mau, sebuah partai dipillih karena manuver elitnya," tambah dia.

Politisi Golkar Agun Gunanjar menjelaskan bahwa keputusan mendukung Jokowi bukan lah sesuatu yang diambil secara terburu-buru. Golkar sudah melakukan analisis kinerja Jokowi-JK selama satu setengah tahun belakangan di berbagai aspek, mulai dari politik, hukum, ekonomi hingga sosial.

"Insyaallah, kami sudah punya dokumen, kami sudah lakukan analisis, rapimnas 27-28 Juli mendatang kita deklarasikan Jokowi sebagai capres 2019-2024," kata dia.

Kompas TV Golkar Jalin Komunikasi dengan PDI-P Terkait Ahok

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com