JAKARTA, KOMPAS.com — Bambang Setiawan bingung saat diminta menulis buku biografi Marsekal TNI Agus Supriatna.
Referensi tentang sosok pria yang kini menjabat Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) tersebut di internet terbilang miskin.
Namun, hal itu membuat Bambang yang sehari-hari bekerja sebagai peneliti di Litbang Kompas tertantang untuk menggali "misteri" tentang sosok Agus yang sebenarnya.
Ia pun menggali, mencari hingga kasak-kusuk ke orang-orang yang pernah berhubungan dengan Agus.
"Dan akhirnya, ketemu. Inilah sosok Pak Agus apa adanya," ujar Bambang sembari menunjukkan buku biografi Agus yang dia tulis.
Buku "Dingo" Menembus Batas Limit Angkasa resmi diluncurkan, Sabtu (23/7/2016) di Wisma Angkasa, Jalan Wijaya 13, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Bambang yang berbicara dalam sambutan acara peluncuran buku itu mengaku puas atas hasilnya.
Sebab, ia betul-betul dibebaskan oleh Agus untuk menulis segala sesuatu tentang dirinya. Baik positif maupun negatif.
Benar saja, ketika Bambang mewawancarai orang-orang yang pernah berhubungan dengan Agus sepanjang kariernya, dia sama sekali tidak mendapat kesan ada sesuatu yang ditutup-tutupi.
"Orang-orang Lanud itu bercerita sangat bebas tentang Pak Agus. Seakan-akan tidak ada yang ditutup-tutupi," ujar Bambang.
Kata yang paling menggambarkan tentang sosok Agus di mata Bambang dari orang-orang adalah "menembus batas".
Berdasarkan penggalian cerita, Bambang melihat kisah hidup pria angkatan Akabri tahun 1983 itu dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang sulit.
Namun dengan senyum, riang, dan tampak tanpa beban, Agus tetap dapat melewatinya.
Mulai saat Agus kecil nyaris tenggelam di laut, melalui masa-masa sulit di SMA, hingga saat Agus penerbang melakukan "belly landing" ketika nyawanya dipertaruhkan.
Semua itu ibarat garis hidup yang dipasrahkan oleh Agus dan ia bisa melampauinya.
"Buku ini disusun untuk memberikan gambaran tentang salah satu sosok dari Angkatan Udara yang berhasil mencapai posisi puncak dalam kemiliteran, menjadi KSAU, dengan segala lika-liku hidupnya," ujar Bambang.
Dalam kata pengantar di dalam buku, Bambang berharap agar buku ini bukan hanya menjadi buku biografi, melainkan juga akan menjadi karya antropologi dan etnografi tentang kehidupan tentara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.