JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan bahwa rencana pertemuan antara Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dengan menteri pertahanan Malaysia dan Filipina batal digelar.
Pertemuan sedianya dilakukan pada Senin (21/7/2016), untuk menindaklanjuti pertemuan tiga negara yang digelar 5 Mei lalu, terkait rencana pengamanan wilayah perbatasan.
Arrmanatha menjelaskan, pertemuan batal digelar lantaran menteri pertahanan Filipina tidak dapat hadir.
"Memang dijadwalkan akan ada pertemuan menteri pertahanan pada tgl 21 hari ini, di Kuala Lumpur. Namun demikian informasi yang kami terima bahwa salah satu menteri Filipina tidak dapat hadir karena ada hal yang dilakukan di negaranya sehinga pertemuan tersebut batal untuk dilaksanakan dan menteri pertahanan kita pun tidak jadi ke sana," tutur Arrmanatha di Kantor Kemenlu, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).
Sebelumnya, Arrmanatha mengatakan, Filipina, Malaysia dan Indonesia dijadwalkan menggelar pertemuan yang diiwakili oleh menteri pertahanan masing-masing negara.
“Rencananya (pertemuan) baru akan dilaksanakan pada 21 Juli, pekan depan, Kamis-Jumat,” kata Arrmanatha di Kantor Kemenlu, Kamis (14/7/2016).
(baca: Panglima TNI Instruksikan Prajuritnya Bersiap Bebaskan Sandera WNI di Filipina)
Dalam pertemuan sebelumnya, sudah mulai disusun kerangka kerja serta standar operasional prosedur pengamanan. Kendati demikian, proses penyusunan itu hingga kini belum selesai.
“Kita harapkan bahwa ini bisa segera diselesaikan dalam waktu dekat,” kata dia.
Setidaknya, ada empat kerangka kerja yang mendapat perhatian dalam pertemuan sebelumnya, yaitu kerja sama patroli maritim, peran negara dalam mengamankan kapal yang melintasi wilayah perbatasan, berbagi informasi intelijen, serta membentuk hotline untuk komunikasi antara tiga angkatan laut yang mengamankan wilayah perbatasan.
(baca: Kemenlu Sebut 7 ABK WNI yang Disandera dalam Kondisi Baik tetapi Terkesan Kelelahan)
Saat ini masih ada sepuluh WNI yang berprofesi sebagai anak buah kapal yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Penyanderaan pertama terjadi pada 20 Juni lalu terhadap tujuh ABK tugboat Charles 001 yang tengah melintas Perairan Sulu, Filipina Selatan.
Penyanderaan kedua terjadi pada 9 Juli lalu terhadap tiga ABK kapal pukat tunda Nomor LD/113/5/F di perairan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, Negara Bagian Malaysia.