Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPI Diminta Banyak Lakukan Riset untuk Perbaiki Regulasi dan Konten Televisi

Kompas.com - 21/07/2016, 13:42 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Remotivi Muhamad Heychael meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) banyak melakukan riset tentang media dan penyiaran. 

Menurut Heytchael, riset tersebut memiliki peran vital dalam perbaikan konten televisi.

"Namun, bukan riset seperti indeks kualitas siaran. Jenis riset yang layak dilakukan KPI adalah jenis yang berguna bagi pengenalan masalah pertelevisian, serta perumusan regulasi," kata Heychael dalam keterangan tertulis, Kamis (21/7/2016).

Heychael mengatakan, riset dapat dilakukan dalam meninjau kekerasan dalam tayangan televisi. Ia menilai kekerasan mustahil hilang seluruhnya dari layar kaca.

Untuk itu, diperlukan riset mengenai jenis kekerasan yang diperbolehkan dan dapat dinilai wajar oleh masyarakat.

Heychael mencontohkan riset yang dilakukan oleh Office of Communication (Ofcom), lembaga serupa KPI di Inggris. Ofcom membuat riset bertajuk "A Violence in UK Soap: A Four Wave Trend Analysis" untuk memahami tren kekerasan dalam tayangan televisi Inggris.

Riset Ofcom memetakan jenis-jenis kekerasan yang muncul di program opera sabun dari tahun 2001 sampai 2013.

Dalam pengantarnya, Heychael menuturkan riset tersebut bertujuan untuk memperbarui kode penyiaran televisi mengenai kekerasan.

Heychael menilai salah satu temuan yang menarik adalah bagaimana kekerasan dinegosiasikan atau ditolak sepenuhnya dalam opera sabun. Riset Ofcom menunjukkan bahwa kekerasan bahkan bisa jadi bentuk pendidikan.

"Narasi yang menggunakan kekerasan untuk menunjukkan kekerasan sebagai sesuatu yang buruk (ditolak) adalah pelajaran yang positif. Berbekal riset ini Ofcom melakukan pengaturan atas konten kekerasan di televisi Inggris," kata dia.

"Kekerasan boleh tayang selama ia dinegosiasikan dan dideligitimasi sebagai sesuatu yang buruk. Riset semacam ini sangat penting untuk menjadi tolak ukur bagi regulasi," ucap Heychael.

Heychael mengatakan selain riset isi tayangan, sulitnya membenahi kualitas siaran juga muncul karena tidak memiliki informasi yang memadai mengenai penyebab rendahnya kualitas siaran.

"KPI bisa melakukan riset yang menjabarkan, misalnya, hubungan antara jumlah production house (PH), jumlah permintaan program dari stasiun televisi, biaya produksi tayangan, dengan kualitas isi tayangan," ucapnya.

"Jika benar stripping adalah sumber masalah dari kualitas isi tayangan, maka apa yang menyebabkan proses produksi harus stripping? Apakah sedikitnya jumlah PH? Jika ya, maka KPI bisa membuat rumusan rekomendasi kebijakan pada pemerintah, misalnya, untuk memberikan insentif bagi perusahaan yang hendak investasi di bidang production house," ujar Heychael.

Heychael menilai riset dapat menghilangkan spekulasi tentang rendahnya kualitas isi siaran. Dengan adanya data, kebijakan publik yang akan dibuat oleh KPI dapat tepat sasaran.

Tidak hanya isi siaran, riset dapat diperluas untuk menghasilkan cetak biru bagi penerapan sistem stasiun jaringan, pengaturan kepemilikan media, dan perlindungan minoritas.

Kompas TV Komisi I DPR Pilih 9 Nama Anggota KPI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Jadi Presiden Terpilih, Prabowo dan Gibran Temui Jokowi di Istana

Usai Jadi Presiden Terpilih, Prabowo dan Gibran Temui Jokowi di Istana

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com