Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabat Kepala BPOM, Penny Minta Waktu Perkuat Pengawasan Obat dan Makanan

Kompas.com - 20/07/2016, 15:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito berkomitmen untuk memperkuat peran lembaganya. Hal ini seusuai perintah Presiden Joko Widodo.

"Tugas saya dengan tegas Pak Presiden, mendukung perkuatan BPOM. Memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan untuk menjaga kesehatan masyarakat, keselamatan bangsa, dan masa depan bangsa kita," ujar Penny di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (20/7/2016).

Penny telah memetakan persoalan di BPOM. Menurut dia, yang perlu diperkuat adalah pemantauan BPOM pascapengawasan atas sebuah pelanggaran.

"Pengawasan sebagai tindak lanjut hasil pengawasan itu sendiri, itu yang masih lemah dan itu yang akan saya perkuat dengan dukungan dari Bapak Presiden," ujar dia.

(baca: BPOM Punya Kepala Baru, Menkes Harap Kasus Vaksin Palsu Tak Terulang)

Selain itu, Penny akan mewujudkan sinergis yang kuat antara BPOM dengan penyidik aparat penegak hukum dan kementerian terkait. Ia meminta waktu untuk mewujudkan hal itu.

"Ya, tunggu saja. Beri saya waktu untuk membuktikan bahwa proses itu akan saya lakukan," ujar Penny.

Penny dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara sebagai Kepala BPOM menggantikan Roy Sparringa.

(baca: Jokowi Akan Tambah Kewenangan BPOM untuk Perkuat Penindakan)

Presiden akan menambah kewenangan BPOM. Presiden ingin BPOM tidak hanya berwenang dalam hal administrasi dan pengawasan obat dan makanan, namun juga memiliki 'taring' untuk melakukan penindakan kepada pihak yang melanggar aturan.

"Pak Presiden memerintahkan saya mengkaji, mempelajari, bagaimana penguatan BPOM ini," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/7/2016).

"Jadi tak hanya menjadi tempat mencatat dan mengawasi, tapi juga bisa memberi tindakan yang diperlukan dalam pengawasan obat dan makanan, termasuk kosmetik," kata dia.

Penindakan yang dimaksud Pramono berupa sanksi kepada siapa pun dalam mata rantai tata kelola obat dan makanan yang menyimpang dari aturan.

Restrukturisasi BPOM tersebut, kata Pramono, dimulai dengan melantik Kepala BPOM yang baru. Presiden akan melantik Kepala BPOM yang baru di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (19/7/2016).

Pramono tidak mau mengungkap siapa Kepala BPOM yang akan dilantik itu.

Kompas TV BPOM Akui Telah Lalai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com