JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Kesehatan RI membantah adanya isu kelangkaan vaksin imunisasi wajib. Menurut Kemenkes, anggaran untuk vaksin terus mengalami kenaikan setiap tahun.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes yang juga Ketua Satuan Tugas Penanggulangan Vaksin Palsu, Maura Linda Sitanggang, mengatakan, khusus untuk vaksin reguler atau vaksin wajib, anggaran tahun ini mencapai lebih dari Rp 800 miliar lebih.
Jika ditambah dengan yang lain, anggaran vaksin per tahun mencapai Rp 1,2 triliun.
"Jadi, itu cukup dan semakin lama semakin meningkat. Jumlahnya bisa sampai 23 juta anak," ujar Linda dalam jumpa pers di Gedung Kemenkes, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
(Baca: Mencurigakan, Vaksin Kosong Jadi Alasan Rumah Sakit Beli Vaksin Palsu)
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek memberikan contoh. Misalnya, untuk tahun ini, tim vaksinasi polio melakukan pemberian vaksin sebanyak 29.475.200 dosis. Selain itu, vaksin campak sebanyak 32.833.900 dosis. Semua vaksin didapatkan dari PT Bio Farma.
Menurut Nila, jika ada pengaduan soal kelangkaan, kemungkinan terjadi persoalan dalam cara memesan, meminta, atau saat proses distribusi.
(Baca: Ini Alasan RS Karya Medika II Tambun Beli Vaksin Palsu dari CV Azka Medical)
Namun, ia memastikan bahwa hambatan itu bukan berasal dari vaksin pemerintah, tetapi berasal dari luar negeri atau impor.
"Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pernah mengeluh bahwa ada vaksin langka di rumah sakit swasta, yang dimaksud vaksin impor. Kami mengatakan, gunakan vaksin dari Bio Farma karena sama saja sebenarnya," kata Nila.