Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Isyana Sarasvati "Curhat" di Hadapan Menkumham soal Hak Cipta

Kompas.com - 18/07/2016, 19:09 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Musisi Isyana Sarasvati "curhat" di hadapan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly. Menurut Isyana, banyak karya yang dihasilkan oleh para musisi namun belum dihargai hingga saat ini.

Salah satu faktor belum dihargainya karya seni yaitu masih maraknya aksi pembajakan dan pengunduhan lagu secara ilegal lewat dunia maya.

"Kami berharap agar pemerintah bisa membantu kami dalam mengapresiasi karya kami. Untuk itu kami serahkan kepada pemerintah," kata Isyana di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (18/7/2016).

Isyana merupakan salah satu dari 13 orang yang menerima anugerah Kekayaan Intelektual Nasional dari Kementerian Hukum dan HAM. Proses penyerahan anugerah tersebut dilangsungkan di Istana Wapres, Senin sore.

Sebagai musisi dan pembuat lagu, menurut dia, hasil karya cipta yang ia hasilkan rawan diambil hak ciptanya secara ilegal.

Bahkan, pencurian hak cipta tersebut terkadang terjadi sebelum karya itu diluncurkan ke publik.

"Saat lagu launching, sudah dibajak. Jadi di bagian itu saja sih," kata Isyana.

"Aku sebagai pekerja seni itu berharap pemerintah bisa membantu warga juga untuk men-download secara legal," ujarnya.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly mengungkapkan, pihaknya dalam beberapa waktu terakhir telah menerima laporan adanya pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh pihak yang tak bertanggung jawab di dunia maya.

Atas dasar laporan tersebut, Kemenkumhan telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk memblokir sejumlah situs yang dinilai menyebarkan konten ilegal.

"Sudah dilaporkan kepada kami dan kami sudah minta untuk langsung diblok," kata Yasonna.

 

Ia menambahkan, tak hanya situs ilegal, pemerintah memastikan akan memberikan sanksi kepada perusahaan pembuat platform sekelas Google apabila turut mengedarkan karya cipta anak bangsa tanpa membayar royalti.

Menurut dia, segala bentuk kekayaan intelektual yang disebarluaskan melalui Google layak mendapatkan royalti.

"(Royalti) ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber pendapatan devisa kita ke depan. Kalau Malaysia bisa dapat Rp 300 miliar, kita baru Rp 20 miliar. Kami prihatin musisi kita mendapatkan perlakuan seperti itu," ujar Yasonna.

Kompas TV Ini Kota Kreatif Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com