Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi I Usul Asean Gelar Konvensi Khusus Terkait Perompakan

Kompas.com - 12/07/2016, 16:57 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Charles Honoris menuturkan, pemerintah perlu menginisiasi pembentukan konvensi tingkat regional yang khusus membahas mengenai pembajakan dan perompakan.

Sebab, lanjut dia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun juga telah menyatakan bahwa wilayah Asia Tenggara paling rawan pembajakan dan perompakan. Lebih dari 200 perompakan terjadi dalam setahun.

(Baca: Wapres Sebut Setiap Upaya Pembebasan Sandera Berisiko)

"Artinya ini suatu permaslahan yang sudah kritis. Harus ada satu perangkat hukum yang disepakati oleh negara-negara Asean, baik itu menanggulangi, mencegah dan memberantas tindak pidana perompakan. Sampai saat ini tidak ada," tutur Charles di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/7/2016).

Saat ini, lanjut Charles, sudah ada konvensi bersama mengenai transnational crime atau kejahatan lintas negara. Namun tak spesifik membahas soal perompakan dan pembajakan.

"Perlu diingat Abu Sayyaf ini dikategorikan PBB sebagai anggota teroris. Tidak ada bedanya dengan Al Qaeda atau ISIS," kata Politisi PDI Perjuangan itu.

Ia pun mengingatkan upaya pembebasan WNI kali ini sudah tidak bisa dilakukan dengan cara negosiasi atau pembayaran uang tebusan, sekalipun dibayar oleh pihak swasta. Hal tersebut menurutnya akan menjadi preseden buruk.

(Baca: Mantan Negosiator Minta Masyarakat Tidak Desak Pemerintah Bebaskan Sandera)

Inteligent sharing juga dianggap mampu menjdi salah satu solusi yang tepat untuk membebaskan para sandera.

"Terbaik adalah kita harus melakukan inteligent sharing dengan intelijen Filipina, mengetahui dimana dan melakukan operasi militer kalau memang diketahui dimana sandera kita. Sekaligus memberi tekanan kepada kelompok ini agar tak lagi melakukan hal seperti itu," tutup Charles.

Kompas TV Ke-4 Kali Kasus WNI Disandera Perompak di 2016
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com