JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau masyarakat untuk tidak meninggalkan bahasa daerah.
Ia khawatir akan semakin banyak warga yang tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa daerah masing-masing.
"Bahasa daerah itu sangat penting. Kita kadang kehilangan komunikasi bahasa," kata Kalla dalam pidatonya dalam acara buka bersama Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP KSS), di Jakarta, Minggu (26/6/2016).
Kekhawatiran Kalla terasa sampai di lingkup terdekatnya. Ia mengatakan bahwa cucunya tidak bisa berbahasa Bugis, bahasa yang digunakan di daerah asalnya, Sulawesi Selatan.
Padahal, menurut Kalla, bahasa daerah diperlukan untuk menjaga persatuan Indonesia.
Ia berpendapat, dengan persatuan yang erat, Indonesia akan menjadi bangsa yang baik.
Terkait dengan Ramadhan, Kalla berharap silaturahim yang terjalin melalui ibadah atau buka puasa bersama rumpun tertentu dapat menjaga budaya daerah, terutama budaya dalam berbahasa.
"Selain silaturahim, menjalankan ibadah, memperoleh makna persaudaraan, budaya kita terjaga, walaupun dari lima anak tadi hanya dua yang mengerti bahasa Bugis," ucap Kalla.
Selama Ramadhan, Kalla kerap menghadiri acara buka puasa bersama. Bahkan, dalam satu hari, ia bisa menghadiri dua acara buka bersama.
"Alhamdulillah, saya puasanya 30 kali, buka puasanya 50 kali. Makin banyak silaturahimnya," tutur Kalla.