JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Agus Rianto mengatakan, pihak kepolisian bersama lembaga dan kementerian terkait mengawasi gejolak harga di pasaran selama puasa.
Menurut dia, biasanya harga bahan pokok melambung naik saat bulan puasa dan menjelang lebaran.
"Ada beberapa faktor yang sebabkan harga naik. Memang pedagang mau cari untung besar, memanfaatkan ramadhan yang pembeli punya uang," ujar Agus di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (10/6/2016).
Terlebih lagi, Presiden Joko Widodo memerintahkan jajaran kementerian yang mengurusi langsung masalah pangan untuk mengawasi betul harga di pasaran. Jangan sampai stok pangan kurang dan nilai jualnya melesat tinggi.
Namun, kata Agus, sejauh ini, belum ditemukan adanya spekulan pangan yang memanfaatkan momentum puasa ini.
"Kami tetap langkah antisipasi naiknya harga di pasaran. Mudah-mudahan ini bisa diatasi sesuai perintah presiden," kata Agus.
Ditemui terpisah, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Kombes Pol Agung Setya membenarkan ada semacam euforia selama bulan puasa dan jelang lebaran.
"Ada euforia pedagang di bulan puasa. Tiap tahun pegawai dapat THR, pedagang diharapkan punya pendapatan lebih juga," kata Agung.
Dari tahun ke tahun, kenaikan harga saat puasa dan jelang lebaran sudah dianggap menjadi kebiasaan. Karena itulah dilakukan inspeksi dadakan di sejumlah pasar untuk mengecek harga-harga di sana.
"Di pasar induk, PD Jaya, sidak dengan KPPU di Tangerang, kami lihat situasinya normal. Stok masih ada, proses pemotongan untuk daging ada," kata Agung.