JAKARTA, KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal DPP Partai Persatuan Pembangunan, Arsul Sani menyarankan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Panca Marga, Abraham Lunggana alias Lulung untuk lebih banyak membaca sejarah.
Ia menilai, Lulung harus lebih banyak membaca terkait sejarah jatuhnya rezim Orde Baru di bawah kekuasaan Presiden Soeharto.
Hal itu diungkapkan Arsul menanggapi pernyataan Lulung yang menyebutkan ada andil kekuatan komunis di balik kejatuhan Soeharto.
“Sahabat saya Pak Haji Lulung mesti banyak baca lagi lah, artikel, buku, referensi yang terkait dengan peristiwa reformasi Mei 1998,” kata Arsul, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (3/6/2016).
Sebagai pimpinan ormas, ia mengingatkan, agar Lulung dapat memberikan pernyataan yang tidak menyesatkan.
Ia khawatir, pernyataan Lulung dapat menimbulkan persoalan baru.
“Kita saling mengingatkan supaya tidak gampang ber-statement yang punya implikasi bukan membangun persatuan tapi menimbulkan perpecahan,” kata dia.
Dikendalikan komunis
Saat menghadiri Simposium Anti-Partai Komunis Indonesia (PKI) yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/6/2016), Lulung menyinggung kejatuhan Presiden Soeharto karena kelompok yang mengatasnamakan komunis.
"Berhentinya Pak Soeharto merupakan kehilangan bangsa Indonesia," ujar Lulung, Rabu.
"Karena berhentinya Pak Soeharto merupakan keinginan kelompok-kelompok masyarakat yang mengatasnamakan bangsa Indonesia, tetapi dikendalikan negara kapitalis dan komunis," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.