JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar yang mengukuhkan dukungan ke pemerintah semakin menguatkan wacana bahwa partai berlambang beringin tersebut akan mendapatkan jatah menteri.
Partai Golkar pun sudah menyiapkan kadernya yang potensial untuk duduk di kabinet kerja.
Namun gayung belum bersambut. Tak ada tawaran menteri yang datang dari Presiden Joko Widodo saat elite Golkar menyambangi Istana Kepresidenan, Selasa (24/5/2016).
Ketua Umum Golkar Setya Novanto didampingi Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie, Sekjen Idrus Marham, Ketua Harian Nurdin Halid, Bendahara Umum Robert Joppy Kardinal dan Juru Bicara Golkar Nurul Arifin tiba di Istana Selasa sore sekitar pukul 16.20 WIB.
Agenda pertemuan elite Golkar ini tidak ada dalam jadwal Presiden. Saat mereka tiba, Presiden sedang memimpin rapat terbatas terkait paket kebijakan ekonomi.
Mereka pun akhirnya menunggu di sebuah ruangan dan baru diterima Presiden usai rapat terbatas, sekitar pukul 17.50 WIB.
Setya Novanto mengaku pertemuan ini atas inisiatifnya. Dia ingin berterimakasih karena Munaslub yang dibuka Presiden berjalan lancar dan demokratis.
Novanto mengaku ingin melaporkan hasil Munaslub, yang salah satunya mengukuhkan Golkar menjadi partai pendukung pemerintah.
"Tentu masalah calon-calon atau reshuffle itu semuanya kami serahkan kepada hak prerogatif Presiden," kata Novanto.
Sementara Idrus Marham mengatakan bahwa Golkar banyak memiliki kader potensial yang siap menjadi menteri dan membantu pemerintahan.
(Baca: Ke Istana, Idrus Marham Nyatakan Golkar Punya Banyak Calon Menteri)
Calon ketua umum Golkar yang bertarung di Munaslub kemarin saja, kata dia, berjumlah delapan orang dan semuanya berkualitas. Selain itu masih ada calon berkualitas lain seperti Nurdin Halid dan dirinya sendiri.
"Kalau diberikan kepecayaan, kader Golkar siap, banyak (yang potensial jadi Menteri). Jadi ya diajak masuk Alhamdulilah tidak masuk juga Alhamdulilah," ucap Idrus sebelum pertemuan.
Idrus mengatakan, nama-nama yang potensial baru akan diserahkan ke Jokowi apabila sudah ada tawaran untuk Golkar.
Namun setelah pertemuan tertutup selama satu jam, Idrus mengakui belum ada tawaran yang datang dari Presiden.
"Belum (ditawari). Kami tidak bicara soal itu (menteri). Tapi semua republik tahu kami punya kader banyak, tidak akan pernah kekurangan kalau ada tawaran seperti itu," ucap Idrus.
(Baca: Golkar ke Istana Siap Serahkan Kader Jadi Menteri, Jokowi Belum Tawari)
Idrus memastikan Golkar akan tetap konsisten mendukung pemerintah meski belum ada tawaran soal menteri.
Menurut dia, dukungan konkret Golkar tak harus langsung terlibat di kabinet dan pemerintahan, melainkan juga bisa ditunjukkan di parlemen.