Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hinca IP Pandjaitan XIII
Politikus

Politikus, sekretaris jenderal Partai Demokrat. Menulis untuk menyebarkan kebaikan, menabur optimisme sebagai bagian dari pendidikan politik bagi anak bangsa dalam kolom yang diberi judul: NONANGNONANG. Dalam budaya Batak berarti cerita ringan dan bersahaja tetapi penting bercirikan kearifan lokal. Horas Indonesia.

Natuna Jantung Indonesia

Kompas.com - 24/05/2016, 17:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

21 Mei 2016, 18 tahun lalu adalah bangkitnya (kembali) anak-anak muda Indonesia ke pentas sejarah panjang negeri ini. Untuk apa ? Jawabnya: memperbaiki keadaan. Caranya? Reformasi!

Reformasi atas rezim pemerintahan orde baru yang berkuasa lama sekali; 32 tahun. Di jaman itu hingga hari ini kata ajaib "reformasi" seperti energi pemersatu bagi anak muda untuk memastikan gerakannya sebagai "social movement" yang dasyat.

Aku sendiri menjadi bagian dari reformasi itu yang kulakoni di jantung reformasi, Semanggi, Unika Atma Jaya Jakarta; Saksi sejarah negeri ini.

Untuk memastikan semangat reformasi sekaligus sebagai semangat hari kebangkitan nasional tetap hidup dan membara di relung jiwa, kali ini saya melakukan kerja politik bersama ratusan anak muda di Tanjung Pinang, ibukota Kepulauan Riau, sang Negeri pantun kota Gurindam.

Kepri: 12 Tahun

1 Juli 2016 nanti, genap 12 tahun Kepulauan Riau (Kepri) menjadi provinsi yang  lepas dari provinsi induknya, Riau daratan. Orang Melayu menyebut Kepri dengan negeri segantang lada (banyak pulau).

Tak tanggung-tanggung ada 2.408 pulau yang bertebaran di lintasan Selat Malaka; lalu lintas perdagangan dunia yang super sibuk sejak ribuan tahun lalu dan dilayari tak kurang 50 ribu kapal besar, diapit tiga wilayah negara Indonesia, Singapura dan Malaysia.

Ribuan pulau itu hanya membentuk daratan 10.595 km persegi atau setara 4 persen saja wilayahnya. Sisanya 96 persen terdiri dari air, air dan air yang membentuk lautan; 241.215 km persegi. "

Wuih... panjang kali lebar sama dengan luas luas sekali," kataku bergurau mendengar penjelasan teman teman budayawan Makyong, di Tanjung Pinang.

Jumlah penduduknya 2 juta jiwa lebih tersebar di Kota Batam, Tanjungpinang, Kabupaten Bintan, Karimun, Natuna, Lingga dan Kepulauan Anambas. Sebaran penduduk terbesar ada di Batam dengan jumlah 1,2 juta jiwa atau 60 persen dari penduduk Kepri.

"Secara ekonomi, Batam, Bintan dan Karimun (BBK) menjadi kawasan strategis nasional yang diberi kekhususan sebagai kawasan perdagangan bebas (free trade zone). Kawasan BBK oleh pemerintah diharapkan mampu menggerakkan perekonomian nasional bahkan regional," kata Surya Makmur, anggota DPRD Kepri dari Partai Demokrat.

"Sementara Natuna, Anambas dan Lingga (NAL) dijadikan sebagai kawasan strategis provinsi, yang menopang pertumbuhan ekonomi daerah. Natuna dan Anambas mengandalkan dana bagi hasil migas yang belakangan mengalami penurunan sangat drastis. Sedangkan Lingga mengharapkan hasil pertambangan umum,  pertanian dan perikanan yang juga belum bergerak maju", kata Hotman Hutapea, ketua Fraksi Partai Demokrat di DPRD Kepri.

Yang sangat menarik adalah ternyata ada 19 pulau-pulau terdepan berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga; antara lain Pulau Nipah dengan Singapura, Pulau Karimun Kecil dengan Malaysia, Pulau Sekatung (Natuna) dengan Vietnam.

"Ini beranda terdepan Indonesia yang super penting dilihat dari keamanan, ekonomi dan tentu dari sisi kedaulatan negara Indonesia,"batinku.

Reuters Ilustrasi: Sebuah kapal nelayan Vietnam ditenggelamkan di Laut Natuna di Anambas, Kepulauan Riau (5/12/2014).
Aku ingat berita perseteruan Amerika vs China, Vietnam vs China, Filipina vs China yang terus memanas. Terakhir insiden kapal nelayan China vs otoritas keamanan Indonesia yang melanggar zona ZEE Indonesia terjadi di gerbang Natuna.

Semangat Kebangkitan

Semangat kebangkitan nasional itu mengiringiku menuju kota Tanjung Pinang, sekalipun cuaca mendung menaungi Bandara Soekarno Hatta sore itu, 21 Mei 2016.

Mendung hari itu seolah mengingatkan cuaca politik di seantero nusantara 18 tahun lalu saat reformasi mencapai puncaknya. Reformasi menuntut kebebasan bersuara dan demokrasi serta melawan korupsi digerakkan anak-anak muda dan mahasiswa serta masyarakat Indonesia.

Pagi Pukul 5.40 saya terbang ke Denpasar untuk memastikan ruang publik untuk demokrasi dan politik tambah lagi. Ruang publik itu namanya Cafe Demokrat yang akan terus lahir di banyak tempat sebagai kedai atau Lapo (lapangan politik) tempat orang Indonesia bercengkrama.

Pukul 14.00 aku balik ke Jakarta untuk kejar pesawat Garuda yang akan menerbangkan ku ke Bandara Hang Nadim di Batam pukul 16.00. Untuk apa ? Bergabung dengan Pepy Chandra, perempuan seniman terkenal Makyong yang juga anggota DPRD Tanjung Pinang Partai Demokrat.

"Aku seniman yang politisi," katanya sambil menambahkan "Anda besok akan bicara dengan 300 anak muda Kepri dalam acara sembang-sembang".

"Apa itu sembang sembang?" tanyaku padanya.

"Sama seperti yang anda sering sebutkan nonangnonang,"katanya menjawab.

"Wah...kaya sekali budaya kita," kataku membalasnya.

Persis pukul 20.00 kami mendarat di Batam disambut cuaca mendung. Kali ini saya ditemani Bung Harris Wijaya, Bung Pakpahan, Bung Saiman, tim Polhukam DPP Partai Demokrat dan beberapa anggota DPRD  Pandeglang asal Partai Demokrat.

"15 menit menuju pelabuhan dan langsung ke Tanjung Pinang 45 menit," kata Husnizar Hood menjelaskan, karena ada yang kurang siap nyebrang malam lewat laut.

"Ok, kita nginap di Batam, besok pagi kita nyebrang," kataku memutuskan dan mengajak makan ayam kampung goreng bawang dan sop ikan batam yang terkenal di kota itu.

Saat kami menikmati makan malam, tiba-tiba badai kencang menerjang kota Batam. “Sering begini kejadiannya?” tanyaku pada pemilik rumah makan.

“Jarang sekali pak, paling paling hanya 2 kali dalam setahun,” jawabnya.

“Sudah betul bang Sekjen batal berangkat ke Tanjung Pinang malam ini,” sahut bung Harris.

Tidak ada yang kebetulan. Kalau kami berangkat tadi, bisa jadi kapal kami dihantam angin tersebut di tengah perjalanan, atau menyusahkan tim penyambutan di Tanjung Pinang, karena tak lama badai terjadi di Batam.

Ternyata setengah jam kemudian Tanjung Pinang pun dilewati badai dan menyebabkan banyak pohon tumbang dan arus listrik mati dan gelap di sana. Tapi itu berlangsung tak lama, Kota Tanjung Pinang terang lagi.

Sembang Sembang Generasi Juara

Acara Sembang Sembang Kepemimpinan Masa Depan yang di prakarsai oleh DPC Tanjung Pinang Demokrat pun dibuka oleh Pepy Candra. "Selamat Datang Bung Hinca dan rombongan di Tanjung Pinang Kota Gurindam, Negeri Pantun,” langsung melepas pantun dan kata bijak ala Melayu.

“Di Tanjung Pinang tempat berada, banyak orang menjual sampan. Acara digagas untuk generasi muda, agar menjadi pemimpin di masa depan. Partai Demokrat hanya penggagas, untuk berbagi kepada semua. Kearifan orang Melayu adalah cerdas, untuk menjadi bangsa juara. Ingat pesan Gurindam Duabelas, karya agung Raja Ali Haji. Jika kita berpikir cerdas, Insha Allah jadi peneraju (pemimpin) negeri”.

Saya jadi pembicara akhir setelah dua pembicara tampil. Wakil walikota Tanjung Pinang, Haji Syahrul menyampaikan pesan untuk anak muda Kepri dengan pantun yang memberi nilai-nilai kearifan lokal. Prof Dr. Suhardi Mukhlis, M.Si, Ph. D, dosen Universitas STISOSPOL Raja Haji  bicara memanaskan semangat ratusan pemuda di ruangan itu.

#Bangsajuara

Halaman:


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com