Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Teruslah Bekerja, Jangan Berharap kepada Negara

Kompas.com - 23/05/2016, 07:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Rabu (18/5/2016) menjelang siang di lobi Rolling Stone Cafe, Jakarta. Semua pendukung acara peluncuran album dangdut Libertaria berjudul "Kewer-kewer" duduk melingkar bersiap-siap dan berbagi peran.

Pemandu acara yang juga komika, Soleh Solihun berdiri memegang pelantang tanda persiapannya sudah matang.

Satu per satu pendukung acara naik ke lantai dua tempat peluncuran album digelar. Selain duo Libertaria yang terdiri dari Marzuki Mohamad (Kill the DJ) dan Balance, telah naik terlebih dahulu musisi Glenn Fredly, Riris Arista (satu-satunya penyanyi dangdut), Paksi Raras, dan Brodod. 

Libertaria memang masih asing di telinga. Didirikan di Yogyakarta, Oktober 2015, Libertaria dikenal publik pertama-tama lewat single (tunggalan) “Ora Minggir Tabrak”.

Tunggalan ini menjadi soundtrack film Ada Apa dengan Cinta 2, tepatnya saat "Genk Cinta" melewatkan malam pertama di klub malam saat berlibur ke Yogyakarta. Anda yang sudah menonton film pemecah rekor ini, pasti mengingatnya.

Meskipun Libertaria asing di telinga, dua orang yang menjadi motor kelompok ini tidaklah asing. Keduanya dikenal luas saat Pemilu Presiden 2014 dengan lagu "Bersatu Padu Coblos Nomor 2" untuk mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla. 

Jika masih tidak ingat juga, berikut ini pembuka lagu kolaborasi Kill the DJ dan Balance, "Apa yang dibutuhkan Indonesia. Jujur, Sederhana, dan Bekerja. Ayo kawan dukung Jokowi-Kalla. Bersatu Padu Coblos Nomor 2." 

Jika tetap tidak ingat juga, tidak mengapa. Melupakan atau mengabaikan peristiwa-peristiwa politik di Indonesia adalah pilihan yang tidak salah juga. Terlebih, tak banyak peristiwa politik membanggakan yang patut diingat juga. Justru yang sebaliknnya lebih banyak tersedia.

Kembali ke Libertaria yang meluncurkan album dangdut "Kewer-kewer" yang didukung kolaborasi 10 musisi. Dengan bekal terkenal saat Pilpres 2014, Soleh lancar memperkenalkan Kill the DJ. Untuk Balance, Soleh kekurangan kata-kata. Selain terlihat tidak terlalu mengenal, Balance yang ditanya model wawancara irit sekali bicara.

Sempat kacau perkenalan awal Libertaria ini karena di luar perkiraan dan harapan. Namun, jam terbang Soleh di panggung musik sebagai pembawa acara tetap bisa memuat meriah acara. Iritnya Balance bicara jadi bahan canda dan justru mencairkan suasana. Pecah bahasa komikanya.

Untuk album dengan "jualan" post dangdut elektronika ini, Soleh bertanya apa makna kata bahasa Jawa "kewer-kewer". Kill the DJ mengemukakan, semua orang boleh memaknai apa saja sesuka-sukanya.

Tak terkendali

Namun, pendiri Jogja Hiphop Foundation ini memaknai kewer-kewer sebagai situasi dimana kita kerap tidak sanggup memenang kendali atas hidup dan juga mimpi-mimpi. Karena tidak sanggup memegang kendali, kekacauan kerap hadir mewarnai. Album "Kewer-kewer" adalah perayaan atas kekacauan ini.

Dokumentasi Libertaria Duo Libertaria, Marzuki Mohammad a.k.a Kill the DJ dan Balance.
Soal kekacauan yang dirayakan ini sudah dinyatakan lewat penggabungan musik dangdut dan elektronika yang belum ada presedennya di Indonesia. Pelibatan 10 musisi yang sebagian besar tidak pernah menyanyikan lagu dangdut adalah contoh kekacauan berikutnya. 

Kekacauan-kekacauan lain masih banyak dijumpai. Misalnya, penggunaan lirik-lirik mendalam penuh kritik untuk lagu-lagu dangdut "koplo" ini. Tengok misalnya lirik di lagu "Orang Miskin Dilarang Mabok" yang dibawakan vokalis grup rock FSTVLST, Farid Stevy.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Nasional
Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Nasional
2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Nasional
KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

Nasional
Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Nasional
90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

Nasional
Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Nasional
KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

Nasional
Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Nasional
Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Nasional
Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Nasional
Kasasi Ditolak, Eks Dirjen Kuathan Tetap Dihukum 12 Tahun Penjara di Kasus Satelit Kemenhan

Kasasi Ditolak, Eks Dirjen Kuathan Tetap Dihukum 12 Tahun Penjara di Kasus Satelit Kemenhan

Nasional
Praperadilan Budi Said Ditolak, Kejagung: Penyidik Sesuai Prosedur

Praperadilan Budi Said Ditolak, Kejagung: Penyidik Sesuai Prosedur

Nasional
RUU DKJ Sepakat Dibawa ke Sidang Paripurna DPR, Mendagri Ucapkan Terima Kasih

RUU DKJ Sepakat Dibawa ke Sidang Paripurna DPR, Mendagri Ucapkan Terima Kasih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com