JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon ketua umum Partai Golkar Ade Komarudin mengingatkan, Golkar harus memiliki citra yang baik dan bersih di mata masyarakat.
Oleh karena itu, kata dia, pimpinan Dewan Pimpinan Daerah tingkat I dan II Golkar harus memilih ketua umum yang bersih dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar di Bali pada 15-17 Mei mendatang.
"Kita harus dengarkan suara rakyat yang muncul. Jangan menutup mata dan telinga, namun justru harus dilihat dan didengar. Tentu kita harus jaga kebersihan partai kita. Citra kita harus bersih, jangan buruk," kata Ade, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/5/2016).
Menurut Ade, Golkar akan mendapat citra positif dari rakyat jika ketua umumnya menjaga perilaku.
Citra bersih itu, kata dia, akan membawa kebaikan bagi Golkar karena akan menarik hati pemilih terutama dari kalangan muda dan perempuan yang saat ini menjadi pemilih mayoritas.
Selain harus bersih, lanjut Ade, ketua umum Golkar juga harus peka terhadap keinginan rakyat, termasuk yang muncul di media sosial.
Ade mengatakan, persepsi publik merupakan hal penting dalam politik dan bagi Golkar.
“Begitu publik salahkan kita, maka kita harus hati-hati, karena nanti Golkar yang kena getahnya. Ini tak bisa ditawar-tawar lagi," kata dia.
Menurut Ade, dari safari yang dilakukannya ke daerah-daerah, para kader Golkar mengharapkan memiliki ketua umum yang bersih dan tidak bermasalah, sekaligus bisa mengembalikan kejayaan partai berlambang pohon beringin itu.
"Yang penting ketumnya harus membersihkan hatinya, harus ikhlas, agar partai tak terbebani dengan keinginan-keinginan pribadi sang ketua umum. Jika saya terpilih sebagai ketum, maka saya harus bekerja betul untuk partai, dan partai harus menang di 2019," ujar Ade.