Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Margianto
Managing Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com. Meminati isu-isu politik dan keberagaman. Penikmat bintang-bintang di langit malam. 

Gambar Palu Arit, Kuntilanak yang Mencederai Akal Sehat Kita

Kompas.com - 11/05/2016, 13:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Komunisme boleh saja dilawan (dan menurut saya harus dilawan). Caranya adalah dengan mengetahuinya. Bagaimana kita dapat mengambil sikap terhadap salah satu gerakan politik paling berpengaruh di abad ke-20 apabila dasar-dasar politiknya tidak dapat kita kritik? Bagaimana kita dapat mengkritik apabila kita tidak mengerti apa yang mau kita kritik?

-Franz Magnis Suseno

Kenapa gambar palu arit dan kata "PKI" begitu menakutkan di benak banyak orang Indonesia? Apakah ketakutan itu beralasan atau tidak beralasan? Atau cuma ilusi yang diproduksi oleh kekuatan yang pernah berkuasa?

Atau, kita takut karena ketidaktahuan kita dan semata-mata disuruh untuk takut? Persis seperti ketakutan kita pada kuntilanak yang sesungguhnya kita tidak pernah tahu tentangnya dan banyak orang takut meski tidak pernah melihatnya sama sekali.

Ketakutan Indonesia akan gambar palu arit seperti ketakutan kita pada kuntilanak. Gambar palu arit seolah menjadi phobia, paluaritphobia, rasa takut berlebihan tanpa alasan terhadap gambar palu arit. Kalaulah dikemukakan alasannya, sulit sekali kita mecernanya dengan akal sehat. Phobia khas Indonesia.

Saya punya teman, seorang laki-laki berbadan kekar, yang sangat takut dengan kupu-kupu (mottephobia). Motte adalah bahasa latin yang berarti kupu-kupu.

Saya heran bukan kepalang. Apa yang perlu ditakuti dari seekor kupu-kupu? Bukankah kupu-kupu itu lucu dan indah. Lagipula, dengan badan kekarnya, kupu-kupu itu bakal langsung tewas sekali injak. Tapi itulah phobia, ketakutan berlebih yang menghilangkan akal sehat dan kecerdasan kita.

Aparatur negara dan sebagian masyarakatnya di negeri ini dihinggapi phobia itu setiap kali melihat gambar palu arit. Alasannya selalu sama, logo palu arit yang beredar adalah tanda-tanda kebangkitan PKI. 

Beberapa hari lalu seorang pedagang kaos di Blok-M, Jakarta, diciduk polisi karena kedapatan menjual kaos band thrash metal, Kreator, karena ada gambar palu arit di kaos itu. Ia dicurigai hendak membangkitkan gerakan PKI di Indonesia.

Tidakkah Anda gemas ingin meremas pipi pak polisi kita? Iiiihhh....lutuna lutuna pak polisi. Baca: Saat Kaus Band Meetal Dikira Lambang Palu Arit PKI

Sebelumnya, di Bandar Lampung, seorang pemuda ditangkap Pak Tentara dari Korem 043/Gatam karena mengenakan kaus merah bergambar palu arit serta bertuliskan "CCCP". Dia diamankan saat tengah mengikuti konser musik di Lapangan Saburai. Baca: Pakai Kaus Bergambar Palu Arit, Seorang Pemuda Ditangkap di Konser Musik.

Awal tahun ini, di Magelang, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Magelang terpaksa minta maaf karena angka 43 yang menjadi penanda HUT PDI Perjuangan digambar mirip (iya cuma mirip) palu arit. Baca: Logo Ulang Tahun Mirip Palu Arit PDI-P Kota Malang Minta Maaf.

Rahung Nasution Film Pulau Buru Tanah Air Beta
Ada lagi yang lebih "ajaib". Sebuah ormas yang aksinya diamini polisi menolak pemutaran film "Pulau Buru Tanah Air Beta" di Jakarta dan Yogyakarta karena dianggap menyebarkan paham komunisme.

Ini adalah film dokumenter yang menuturkan kisah Hesri Setiawan dan Tedjabayu Sudjojono, dua orang yang pernah ditahan di Pulau Buru sejak 1969 hingga 1978. Dua orang ini datang kembali ke pulau itu dan berkisah tentang masa-masa mereka menjalani kehidupan di sana. 

Tontonlah film ini di youtube, kalau perlu berulang kali, dan coba jelaskan di mana propaganda komunisme dalam film tersebut?

Ada juga cerita "ajaib" lain di tahun lalu. Film "Senyap" yang disutradarai Joshua Oppenheimer dilarang diputar di sejumlah kota di Indonesia karena alasan yang sama: berisi propaganda komunisme.

Ini juga film dokumenter yang berkisah tentang salah seorang keluarga penyintas yang mencari informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik pembunuhan anggota keluarganya.

Lagi, tontonlah di youtube, kalau perlu berulangkali, coba jelaskan di mana propaganda komunisme dalam film itu?

Tak pernah ada penjelasan yang memuaskan akal sehat kita tentang hubungan gambar palu arit atau mirip palu arit dan film-film itu dengan kebangkitan paham komunisme (yang notabene sudah bangkrut sebagai ideologi).

Film-film itu hanya ingin menyajikan sebuah kisah yang selama ini tak pernah disuarakan karena intimidasi yang luar biasa selama rezim Orde Baru. Intimidasi akut berkepanjangan itu menyisakan "radang di otak" di kepala kita sehingga kita takut untuk menonton sesuatu yang tidak perlu ditakuti.

Hegemoni orde baru

Ketakutan yang masih hidup hingga kini di balik kata PKI, komunisme, dan gambar palu arit tak lebih dari keberhasilan hegemoni rezim orde baru atas alam bawah sadar kita sebagai bangsa bahwa PKI yang menganut paham komunisme itu bersalah atas peristiwa 30 September.

Hegemoni merupakan penguasaan yang dicapai satu kelompok atas kelompok lain tanpa kekerasan atau paksaan melainkan dengan kesadaran dan kerelaan.

Dalam hal ini, negara yang dikuasai oleh rezim Orde Baru menginfiltrasi kesadaran kita untuk menerima dengan "sukarela" narasi tentang PKI versi negara.

Negara menggunakan seluruh perangkatnya (aturan hukum, militer, polisi, media, dan aparatur negara lainnya) untuk menanamkan kisah versi negara tentang peristiwa kelam 1965.

"Kebenaran" versi negara tentang peristiwa 65 tertuang dalam buku putih berjudul "Gerakan 30 September, Pemberontakan Partai Komunis Indonesia, Latar Belakang, Aksi, dan Penumpasannya".

Dalam buku itu disebut PKI sebagai partai melakukan kudeta ingin merebut kekuasaan dengan cara membunuh tujuh jenderal Angkatan Darat. Oleh karena itu, negara menyebut peristiwa tersebut sebagai Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com