JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Komite Pemilihan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar Andi Sinulingga menilai sumbangan Rp 1 miliar oleh calon ketua umum merupakan langkah untuk memulai transparansi dana kampanye.
Andi menilai, uang yang dikeluarkan bisa lebih besar jika calon ketua umum melakukan kampanye sendiri. Aliran dananya pun dinilai tidak transparan.
"Daripada habis Rp 10 miliar lebih jor-joran dengan dana yang berujung korupsi, sini kasih Rp 1 miliar ke kami, kami buat organisir," kata Andi di Jakarta, Sabtu (7/5/2016).
Menurut Andi, meski belum sempurna, ia berharap hal itu dapat menjadi role model bagi pemilihan ketua umum partai politik lain.
Andi tidak menyoalkan opini publik tentang sumbangan calon ketua umum. Menurut dia, kritik terhadap sumbangan Rp 1 miliar itu merupakan pemikiran yang tidak maju.
"Langkah demokrasi Golkar dua minggu ini dicibir publik. Kalau ini katakanlah najis, ya buka saja, sebenarnya sama dengan partai lain. Bohong kalau ada partai yang meminta iuran Rp 10 ribu per anggotanya," ucap Andi.