JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat pleno Steering Committee Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar, Jumat (6/5/2016), memutuskan mengubah istilah uang pendaftaran menjadi uang sumbangan bagi calon ketua umum Golkar.
Besarannya pun diubah dari yang semula Rp 1 miliar menjadi tidak ditentukan.
"SC telah memutuskan bahwa yang tadinya itu uang pendaftaran, menjadi sumbangan. Jadi ini bukan lagi uang pendaftaran, lebih-lebih uang mahar. Tapi ini sumbangan," ujar Ketua SC Munaslub Golkar Nurdin Halid usai rapat di Kantor DPP Golkar Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat, Jumat.
Pengubahan kebijakan tersebut berimplikasi pada berubahnya besaran uang bakal calon ketua umum. (baca: Wajibkan Bayar Rp 1 Miliar, Golkar Dinilai Hanya Tampung Kader Kaya)
Priyo Budi Santoso, misalnya. Dia tidak menyumbang Rp 1 miliar, melainkan 100.000 dollar AS atau setara dengan Rp 1,3 miliar.
"Jadi ini pertanda bukan kewajiban mutlak, bukan sebuah pendaftaran atau mahar. Ini sumbangan. Jadi mohon diluruskan berita-berita yang belum lurus," ujar Nurdin.
Sebelumnya, SC Munaslub Partai Golkar memutuskan bahwa setiap bakal calon ketua umum yang mendaftar wajib menyetor uang Rp 1 miliar untuk biaya tambahan penyelenggaraan Munaslub di Bali pada 15-17 Mei 2016.
(baca: Golkar Patok Setoran Rp 1 M untuk Setiap Caketum)
Meski demikian, Sekretaris Komite Pemilihan Munaslub Golkar Andi Sinulingga mengakui, belum ada keputusan resmi bagaimana nasib bakal calon yang tidak memenuhi syarat tersebut.
Setidaknya ada dua bakal calon ketum Golkar yang menolak membayar uang, yakni Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo.
(baca: Akbar Tandjung Anggap Iuran Rp 1 Miliar Bisa Jadi Preseden Buruk di Golkar)
"Saya tegaskan saya tak akan mengeluarkan sumbangan satu sen pun untuk mengikuti pemilihan ketua umum Golkar," ucap Syahrul.
Ia merasa bahwa sikapnya itu untuk menunjukan idealisme dan kecintaan dirinya kepada partai.
"Sumbangan saya itu bukan berapa uang yang diberikan, saya enggak mau diukur dari berapa banyak uang yang dikeluarkan, tapi dari pikiran dan idealisme," ucap dia.
Adapun Indra menilai pendanaan tersebut tidak adil. (baca: Indra Bambang Utoyo Tak Mau Sumbang Rp 1 Miliar untuk Munaslub)
"Menurut saya, Rp 1 miliar itu besar sekali. Dan saya merasa dana sebesar itu berpotensi membuat calon yang tidak mempunyai dana sebesar itu tidak bisa keluar (muncul)," kata Indra.