JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengaku mendengar selentingan isu yang menyebutkan ada rencana pembentukan kembali Dewan Pembina Partai Golkar.
Jabatan tersebut pernah ada di Partai Golkar saat era Orde Baru, tetapi dihapuskan karena menyesuaikan dengan era Reformasi. Akbar mempertanyakan latar belakang rencana membangkitkan lagi jabatan yang dulu dihapuskan.
"Saat Reformasi kami lakukan perubahan dan paradigma baru sehingga struktur yang tidak sejalan dengan spirit dihapuskan. Sekarang malah dikembalikan lagi," ujar Akbar saat berbincang dengan wartawan di kediamannya, Kamis (5/5/2016) malam.
(Baca: Pendaftaran Ditutup, Ada 8 Orang yang Mendaftar Bakal Calon Ketum Golkar)
Menurut dia, kekuasaan dewan pembina lebih besar dari dewan pertimbangan, bahkan dari ketua umum partai itu.
Dewan pembina memiliki kewenangan khusus untuk ikut menentukan hal-hal yang penting dan strategis bagi partai. Misalnya, dalam penentuan calon anggota DPR, calon presiden yang diajukan, dan penentuan tokoh Golkar di kabinet.
"Semua hal penting yang dilakukan partai, dewan pembina ikut. Dia memiliki otoritas tinggi, perannya akan dilihat," kata Akbar.
(Baca: Aburizal: Saya Tidak Akan Meninggalkan Partai Golkar)
Akbar pun meminta Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar untuk menjelaskan urgensi bangkitnya jabatan dewan pembina. Lagi pula, keberadaan dari jabatan tersebut sudah tidak dicantumkan lagi dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.
Menurut Akbar, di internal steering committee sudah ada pula kesepakatan soal dewan pembina itu.
"Tinggal mereka jelaskan buat apa struktur itu sehingga meyakinkan peserta munaslub bahwa pembentukan itu wajar," kata Akbar.
(Baca: Aburizal Bakrie Bersedia jika Ditunjuk Jadi Ketua Dewan Pertimbangan)
Dengan kewenangan yang begitu strategis, Akbar menganggap wajar saja ada kader yang gagal jadi ketua umum mengincar posisi itu. Bahkan, kemungkinan menjadi dewan pembina lebih menggiurkan daripada ketua umum.
"Saya pernah jadi sekretaris dewan pembina. Dewan pembinanya Pak Harto (Soeharto). Pembina hariannya Pak Habibie. Di mata orang, citra dewan pembina kan tinggi," kata Akbar.