Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/04/2016, 11:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Kejadian tabrakan pesawat terbang antara pesawat Batik Air dan pesawat Trans Nusa di Bandara Halim Perdanakusuma pada Senin, 4 April 2016 lalu, sayup-sayup sudah mulai dilupakan orang. Namun apa yang sebenarnya terjadi, agak sulit untuk dapat diketahui dengan seksama oleh masyarakat awam terutama para pengguna jasa angkutan udara komersial di Indonesia. 

Masalah kejadian kecelakaan pesawat terbang yang sangat teknis ini menjadi rumit, antara lain karena accident itu tidak bisa disimulasikan untuk memperoleh apa gerangan penyebab sebenarnya kejadian tersebut. Simulator Air Traffic Control untuk memainkan atau mensimulasikan pengaturan lalulintas udara di Halim tidak atau belum ada di Indonesia.

Tidak banyak juga yang mengetahui bahwa pada kenyataannya pasca kecelakaan tanggal 4 April lalu, tidak banyak perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan operasi penerbangan sehari-hari di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Penerbangan sipil komersial yang lalulalang di Halim adalah sebuah kegiatan yang sama sekali belum atau tidak ada dalam perencanaan sebelumnya. Penerbangan sipil komersial di Halim adalah wujud dari sebuah keputusan yang bertujuan baik yaitu untuk melonggarkan sedikit kelebihan “air-traffic” yang terjadi akibat salah urus di Cengkareng.

Masalahnya adalah, setelah mengetahui cukup banyak penumpang yang merasa lebih nyaman terbang dari Halim dibanding harus ber “macet-ria” ke Cengkareng, maka yang terjadi justru penambahan ijin rute penerbangan yang sama sekali baru.

Di sinilah sebenarnya salah satu pangkal terjadinya situasi yang harus dicermati dengan seksama, karena telah terjadi sebuah kegiatan yang tidak atau belum direncanakan dengan matang.

Kemungkinan besar terjadinya sebuah kecelakaan atau “most likely accident” sebab utamanya, selalu berasal dari “unplanned activities”, kegiatan yang belum atau bahkan tidak direncanakan terlebih dahulu dengan baik sebelumnya. Apalagi bila sebuah kecelakaan yang telah atau baru saja terjadi tidak atau belum tuntas diselidiki apa gerangan yang menjadi penyebabnya.

Berulang, nyaris fatal

Demikianlah dengan apa yang terjadi di Halim, setelah kejadian tabrakan pesawat pada tanggal 4 April lalu antara Batik Air dengan Trans Nusa. Pada tanggal 7 April 2016, hanya selang beberapa hari saja, telah terjadi lagi sebuah kejadian yang nyaris fatal.

Pesawat Batik Air yang melakukan “overshooting” atau “go around”, membatalkan “landing sequence”, sekuel pendaratan di Runway 24 climbing, terbang naik lagi menuju ke ketinggian 2500 kaki. Pada saat yang bersamaan ada sebuah pesawat Trans Wisata yang sedang “holding”, terbang berputar menunggu giliran untuk mendarat pada ketinggian yang sama yaitu di 2500 kaki juga.

Kecelakaan dapat terhindar, antara lain karena kedua pesawat terbang tersebut telah dilengkapi dengan TCAS (traffic collision avoidance system atau traffic alert and collision avoidance system).

Berikutnya lagi adalah pada tanggal 20 April 2016, pesawat Batik Air dan pesawat Pelita saat itu bersama-sama taxi di Runway 24, (karena Halim tidak memiliki taxiway).

Pelita akan melaksanakan take off sedangkan pesawat Batik Air akan memotong runway menuju/dari parking area. Kejadian yang mirip dengan apa yang telah terjadi pada tanggal 4 April yang lalu saat Batik Air tabrakan dengan TransNusa. Beruntung kejadian fatal tidak sampai terjadi.

Tidak cukup dengan itu, Jumat lalu 22 April 2016, sekitar pukul 15.00 WIB telah ditemukan FOD (Foreign Object Damage) di runway Halim yang berupa kotoran berasal dari terkelupasnya lapisan aspal runway yang dapat membahayakan pesawat take off dan landing.

Upaya membersihkan terlebih dahulu FOD ini telah menyebabkan beberapa pesawat yang tertunda keberangkatan maupun kedatangannya. Hal ini menyangkut penerbangan Batik Air dan Citylink.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Spanduk Ibu-Ibu di Sumut Dirampas di Hadapan Jokowi, Istana Buka Suara

Spanduk Ibu-Ibu di Sumut Dirampas di Hadapan Jokowi, Istana Buka Suara

Nasional
Jokowi dan Gibran Diisukan Masuk Golkar, Hasto Singgung Ada Jurang dengan PDI-P

Jokowi dan Gibran Diisukan Masuk Golkar, Hasto Singgung Ada Jurang dengan PDI-P

Nasional
Saat Jokowi Bertemu 2 Menteri PKB di Tengah Isu Hak Angket Kecurangan Pemilu...

Saat Jokowi Bertemu 2 Menteri PKB di Tengah Isu Hak Angket Kecurangan Pemilu...

Nasional
Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Nasional
Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Nasional
Respons Parpol KIM hingga Gibran Buntut Golkar Minta Jatah 5 Menteri

Respons Parpol KIM hingga Gibran Buntut Golkar Minta Jatah 5 Menteri

Nasional
Pemerintah Dianggap Kerdilkan Kondisi HAM di Indonesia Dalam Sidang Komite PBB

Pemerintah Dianggap Kerdilkan Kondisi HAM di Indonesia Dalam Sidang Komite PBB

Nasional
Ketua DPRD DKI, Masinton, dan Ade Armando Terancam Gagal Tembus DPR dari 'Dapil Neraka' Jakarta II

Ketua DPRD DKI, Masinton, dan Ade Armando Terancam Gagal Tembus DPR dari "Dapil Neraka" Jakarta II

Nasional
Dugaan Penggelembungan Suara PSI di Sorong Selatan: 0 di TPS Jadi 130 di Kecamatan

Dugaan Penggelembungan Suara PSI di Sorong Selatan: 0 di TPS Jadi 130 di Kecamatan

Nasional
Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Pengamat Duga untuk Tarik Dukungan PKB ke Pemerintahan Prabowo Kelak

Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Pengamat Duga untuk Tarik Dukungan PKB ke Pemerintahan Prabowo Kelak

Nasional
Minta Tiket Lebaran Tak Dinaikkan, Mendagri: Jangan Aji Mumpung

Minta Tiket Lebaran Tak Dinaikkan, Mendagri: Jangan Aji Mumpung

Nasional
Mendagri Minta Harga Tiket Transportasi Lebaran Tak Dinaikkan

Mendagri Minta Harga Tiket Transportasi Lebaran Tak Dinaikkan

Nasional
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Nasional
Tanggal 21 Maret 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Maret 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
AHY Siap Sediakan Lahan untuk 14 PSN Baru, Statusnya Harus 'Clean and Clear'

AHY Siap Sediakan Lahan untuk 14 PSN Baru, Statusnya Harus "Clean and Clear"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com