Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Poros Muda Golkar Tak Setuju Setoran Rp 1 Miliar Bagi Setiap Caketum

Kompas.com - 28/04/2016, 20:56 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh Poros Muda Golkar Ahmad Dolly Kurnia tak menyetujui adanya kewajiban setor bagi setiap calon ketua umum Partai Golkar yang dipatok Rp 1 miliar. Menurut dia, menjadi pimpinan sebuah organisasi politik merupakan sebuah perjuangan.

"Masa kok orang mau mengabdi, mau berjuang dengan cita-citanya kok harus bayar?" Kata Dolly di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (28/4/2016).

Ia pun menilai, pengabdian seorang calon ketua umum yang sudah bertahun-tahun jauh lebih mahal dibandingkan berapa pun jumlah uangnya.

"Apa yang diberikan selama 10 tahun itu jauh lebih mahal dengan beberapa pun kalau diangkain uang. Kalau mau jadi ketua harus bayar lagi, bagaimana itu," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, pemberlakuan uang setoran bagi calon ketua tersebut menjadi preseden yang tidak baik bagi kader-kader di daerah.

(Baca: Golkar Patok Setoran Rp 1 M untuk Setiap Caketum)

"Untuk jadi ketua DPD provinsi mau menjadi ketua DPD kabupaten atau desa harus bayar. Lho, enggak bisa dihindari. Mereka nanti bilang wong DPP aja bayar kok, masa kita enggak bayar?" imbuhnya.

Adapun alasan ketiga mengapa Dolly tak menyetujui pemberlakuan setoran bagi caketum tersebut, karena kontras dengan usulan yang diajukan organisasi.

"Kami mengusulkan di dalam organisasi, Partai Golkar menginginkan biaya partai itu ditanggung oleh negara. Lho kok ini diserahkan ke orang ke orang?" tutur Dolly.

(Baca: Tanpa Uang Saku Peserta, Munas Golkar Diperkirakan Kuras Rp 47 Miliar)

Ia menambahkan, dirinya menyetujui jika pengumpulan uang tersebut untuk memenuhi unsur gotong royong. Namun, bisa saja dibuat seperti fundraising atau penggalangan dana. Dolly mencontohkan, seperti penggalangan dana yang dilakukan Generasi Muda Partai Golkar.

"Sekarang sudah terkumpul Rp 200 juta sekian. Dilanjutkan saja kalau memang ingin membangkitkan partisipasi," kata dia.

Kompas TV Munaslub Golkar Akan Berlangsung di Bali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com