Sahabat saya, founder
Uni Papua, Harry Widjaja, memposting 4 foto ini di Facebook pribadi nya. Tulisnya:
"Salah satu pemimpin negara bersalaman dengan cara 'kurang sopan' bisa lihat perbedaannya ?"
Saya sudah menjelaskan analisis saya kepada beliau, seorang pemimpin luar biasa yang banyak naik turun gunung untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan hubungan manusia lewat sepakbola sosial.
Beliau masuk ke pedalaman dan suku-suku asing yang jarang sekali dikunjungi orang. Tahu kah Anda bahwa Uni Papua adalah induk organisasi sepakbola Indonesia yang diakui danterdaftar di FIFA, selain PSSI?
Singkat kata, saya jadi tertarik untuk mengangkatnya dalam tulisan ini.
Gaya jabat tangan merupakan salah satu gestur yang banyak dianalisis dan dipelajari.
Anda mungkin akan menemukan begitu banyak buku yang menyarankan bagaimana seharusnya gaya jabat tangan Anda agar sukses diterima kerja, di-apresiasi rekanan bisnis, hingga dipandang menarik oleh lawan jenis.
Sejatinya, gestur tidaklah berlaku universal. Gestur seseorang bergantung kepada asal negara, budaya etnis-nya, cara didik keluarganya, profesinya, tingkat pendidikannya, hingga anatomi tubuh nya.
dokumen media sosial Jokowi bersama Presiden Rusia Vladimir Putin (3) dan bersama PM Singapura Lee Hsien Loong
Kembali kepada 4 foto terlampir dan juga pertanyaan Pak Harry ini.
Sebagai orang Indonesia, dari rumpun Melayu atau atau etnis Chinese, Anda mungkin merasa bahwa Foto ke-4, ketika Pak Jokowi berjabat tangan dengan pemimpin Singapura, merupakan gaya jabat tangan yang kurang sopan.
Mungkin ada di antara pembaca yang membandingkan gaya "menerima", " merangkul", "menyemangati" yang ditunjukkan oleh para pemimpin dari Eropa (Rusia), Australia, dan Amerika (USA) adalah gaya yang lebih sopan dari gaya jabat tangan pemimpin negeri tetangga langsung, Singapura.
Anda tidak salah. Pak Harry pun tidak salah bila memilih gaya jabat tangan nomor 4 sebagai gaya jabat tangan paling 'kurang sopan'.
Karena, analisis gestur Anda ya sesuai dengan latar belakang Anda, sesuai dengan etnis Anda, latar belakang pendidikan Anda, tingkat ekonomi atau status sosial Anda, gender, profesi, hingga anatomi Anda.
Namun, ketika Anda menyamaratakan jawaban Anda dengan orang lain, Anda jelas keliru memahami karakteristik analisis gestur.
Analisis ekspresi wajahlah yang merupakan analisis yang paling terpercaya di antara semua analisis yang ada, sebagaimana telah dilakukan riset sejak 1970an hingga hari ini.
Sekarang, saya ingin Anda melihat semua foto tersebut.
Ekspresi wajah siapakah yang justru Anda sukai? Paling Anda yakini sebagai ekspresi wajah dengan emosi gembira mengapresiasi presiden kita.
Saya justru memilih foto Pak Jokowi dengan Pemimpin Singapura.
Sekalipun sebuah foto sudah diatur waktu pemotretannya, hanya ekspresi wajah dengan emosi gembira yang bisa memunculkan ekspresi foto sumringah dari Pemimpin Singapura tersebut.
Apalagi, kalau itu foto candid.
Senyum sendiri ada 18 jenis senyum, namun bisa dipastikan senyum di foto nomor 4 bukan senyum sosial, senyum kalau difoto resmi, senyum selfie dan sejenisnya.
Sekali lagi, jangan "jumping to conclusion".
Lihatlah ekspresi wajahnya juga.
Salam...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.