Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PAN: Dikritik Amien Rais, Respons Ahok Tak Sopan dan Tak Bermoral

Kompas.com - 26/04/2016, 20:49 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Muslim Ayub menyayangkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam menanggapi kritik yang disampaikan Amien Rais.

Ayub menilai sikap Ahok yang menyebut Amien pikun sangat berlebihan dan tidak pantas dilakukan oleh seorang kepala daerah.

Ayub juga menilai pernyataan Ahok sudah menyerang pribadi mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Padahal, bagi Ayub, apa yang disampaikan Amien Rais itu merupakan kritikan atas kepemimpinan Ahok selama menjadi Gubernur, bukan menyerang secara pribadi.

"Respons yang disampaikan Ahok atas kritik tersebut sangat tidak sopan dan tidak bermoral. Sangat tidak pantas seorang pemimpin daerah menanggapi kritikan dengan menghina pribadi orang yang mengkritik. Ini menandakan Ahok seperti orang mabuk yang kehilangan akal sehat, menyerang membabi buta, tanpa tahu apa yang diucapkan benar atau salah," kata Ayub dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/4/2016).

(Baca: Amien Rais Nilai Ahok Arogan dan Tak Pantas Jadi Gubernur)

Menurut politisi asal daerah pemilihan Aceh ini, sikap Ahok yang arogan, temperamen, dan suka mengeluarkan kata-kata kotor di depan publik bukan sikap yang pantas bagi seorang pemimpin yang layak untuk diteladani.

“Sebagai seorang pemimpin, Ahok harus bisa mendengar dan menerima kritik atas kinerjanya. Jangan egois, menganggap hanya diri sendiri yang benar, sementara orang lain salah," kata dia.

Ayub mengingatkan, Ahok seharusnya menyadari bahwa ia hidup dan berada di lingkungan orang-orang yang beradab.

“Membangun Jakarta untuk lebih baik, tidak harus dengan berkata kasar dan kotor, menghina dan menyalahkan pribadi orang lain," tambah dia.

(Baca: Ahok: Kamu Ingatkan Amien Rais soal Ini, Mungkin Dia Sudah Pikun)

Ayub menilai perlakuan Ahok terhadap rakyatnya yang dianggap melanggar aturan sangat tidak manusiawi. Anehnya, kelakuan kasar gubernur ini dianggap diperlukan untuk membangun Jakarta.

Ahok dicitrakan oleh pendukungnya sebagai sosok yang tegas dan peduli dengan kemajuan Ibu Kota. Media-media tertentu dengan sengaja menutupi perlakuan kasar ini dengan menampilkan hal-hal yang dianggap telah berhasil.

"Seakan-akan Ahok sudah sukses membawa perubahan bagi Jakarta. Padahal, sesungguhnya Ahok justru menciptakan kesenjangan sosial yang makin lebar," ucap Ayub.

(Baca: Anggap Ahok Kini Beringas, PAN Minta Pin Demokrasi dari Amien Rais Dicopot)

Ayub menambahkan, ketika Ahok menjadi bupati di Belitung Timur, tidak ada kemajuan yang signifikan. Bahkan sebelum masa jabatan selesai, ia meloncat menjadi anggota DPR. Belum selesai masa jabatan di DPR, Ahok meloncat lagi masuk ke Pilkada DKI.

“Ia keluar dari Golkar dan masuk ke Gerindra. Pada akhirnya Gerindra pun dia tinggalkan begitu saja. Ia bukan contoh kader yang loyal. Ahok ini politisi yang memburu kekuasaan, bukan pengabdian,” papar Ayub.

Kompas TV Ahok: Mungkin Amien Rais Sudah Tua & Pikun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com