JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengapresiasi Kementerian Hukum dan HAM yang memindahkan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir dari Lapas Pasir Putih Nusakambangan ke Lapas Gunung Sindur.
Kepala BNPT Tito Karnavian mengatakan, kebijakan tersebut merupakan bentuk bahwa pemerintah tidak mau mengulangi kesalahan yang sama seperti sebelumnya.
"Pertama, waktu tokoh-tokoh utama ini dijadikan satu di LP Cipinang. Akhirnya pelatihan militer di Jantho, Aceh, direncanakan dari Lapas Cipinang," ujar Tito di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (19/4/2016).
"Ya bayangkan saja, tokohnya ada di situ. Waktu besuk, anak buahnya datang. Bahkan anak buah yang tidak saling kenal sebelumnya jadi kenal dan malah berinteraksi," ujar Tito.
Tokoh yang disebut Tito merencanakan pelatihan militer itu yakni Abu Bakar Ba'asyir, Rois, dan Dulmatin.
Pengalaman kedua, yakni serangan di kawasan Thamrin pada 14 Januari 2016. Perencanaan aksi itu dilakukan di Lapas Kembang Kuning Nusakambangan oleh Abu Gar, Aman Abdurahman, dan Darmawan alias Rois.
Bahrun Naim, sosok yang disebut Tito sebagai dalang teror Thamrin, juga merupakan lulusan pelatihan militer di Aceh.
Saat ini, Bahrun disebut-sebut sedang berada di Raqqa, ibu kota ISIS di Suriah.
Tito pun sekaligus menyarankan, setelah mereka dipisahkan satu sama lain, harus masuk ke tahanan dengan pengamanan maksimum.
Jangan pula diberikan akses melalui ponsel atau siapa pun yang berpotensi ke arah konsolidasi kekuatan, apalagi merancang serangan teror.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.