Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hinca IP Pandjaitan XIII
Politikus

Politikus, sekretaris jenderal Partai Demokrat. Menulis untuk menyebarkan kebaikan, menabur optimisme sebagai bagian dari pendidikan politik bagi anak bangsa dalam kolom yang diberi judul: NONANGNONANG. Dalam budaya Batak berarti cerita ringan dan bersahaja tetapi penting bercirikan kearifan lokal. Horas Indonesia.

Demokrasi 140 di Ruang Maya

Kompas.com - 14/04/2016, 13:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Aku punya pengalaman dua kali ketemu langsung dengan para pegiat demokrasi di ruang maya. Pertama, ketika memimpin diskusi dengan 28 perwakilan netizen  mendiskusikan revisi RUU KPK.

Mereka menjadi warga nyata turun dari dunia maya dengan sangat terhormat menyampaikan gagasannya disaksikan lebih dari 200an kader utama Partai Demokrat dipimpin langsung SBY, sang ketua umum.

Hasilnya luar biasa. Fraksi Partai Demokrat di DPR RI langsung memfollow-up rekomendasi diskusi dengan para netizen itu: tolak revisi RUU KPK, karena tujuannya memperlemah KPK itu sendiri. Dan, berhasil !

Kedua, tadi malam 14/4/2016. 140 plus 10, persisnya 150 menit, aku bertemu dengan sembilan netizen  di dunia maya yakni:

@imanbr @ezkisuyanto @danrem @imanlagi @pangeransiahaan @ndorokakung @IndahAriani @firrywahid @blangk_on. Mereka ini pegiat demokrasi yang slim dan efektif, yang bisa atur diri dalam 140 karakter huruf yang jadi kalimat tapi hasilnya bisa gubrak bin dashyat.

"Siap bung", kataku singkat ketika bung @imanbr mengontak saya untuk bertemu minggu lalu. "Kita sharing isu isu makro bernegara dengan Sekjend Partai Demokrat", katanya menjelaskan via WA. "Baku atur jo, kita ikut bro", kataku membalas cepat.

Cerewet vs Twitter

Aku teringat Omak (ibu) ku di Kisaran, Asahan (yang sekarang berkunjung ke Bandung, di rumah anak perempuanya yang tertua). Ibuku guru SD 010096 yang sudah pensiun lama sekali. Ia terkenal dengan sebutan ibu OREM, yang suka sekali dengan kata "cerewet".

"Ah kau, cerewet kali kau sama adikmu si Hinca itu", kata omak ku mengingatkan kakakku yang terus memarahi aku lantaran tak kunjung selesai mengerjakan PR ku.

Aku tanya omak apa artinya cerewet? Bagaimana kalau kata cerewet ditambah kata kali jadi "cerewet kali"? Omak tak langsung menjawabnya.

Selepas makan malam sehabis belajar dan kerjakan PR sebelum tidur, omak memanggil kami anak-anaknya, lalu mengucapkan kalimat; "Aku kurang paham kata-katamu anakku, karena kau paksakan bicara banyak sekali kata-kata dalam kecepatan yang tinggi sekali pula", katanya.

"Oh.. Itu artinya cerewet ya omak", kataku menyela. Ia tersenyum sambil memastikan kami naik ke peraduan istirahat sejenak menjemput energi baru untuk esok pagi.

"Jadi, twitter itu artinya cerewet, bahkan cerewet sekali," batinku, selepas bubaran dengan sembilan netizen. Cerewet itu hak asasi sekaligus pondasi demokrasi.

Teknologi telah memastikan cerewet sebagai oksigen demokrasi lebih simple dan sederhana. Cukup 140 karakter kata. Terima kasih teknologi. Ternyata omak ku hebat.

Narasi Kekuatan Demokrasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com