JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan mengintensifkan program deradikalisasi di Poso, Sulawesi Tengah.
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Hamidin mengatakan bahwa program deradikalisasi di Poso, telah berlangsung sejak tahun 2010.
Program deradikalisasi akan terus ditingkatkan sejalan dengan masih berlangsungnya operasi gabungan Tinombala.
Menurut penuturan Hamidin, BNPT berhasil mengidentifikasi orang-orang yang termasuk dalam garis keras dan orang-orang yang sekedar menjadi pengikut dari kelompok teroris pimpinan Santoso.
"Kami telah mengidentifikasi kelompok garis keras dan kelompok yang hanya menjadi pengikut," kata Hamidin, ketika ditemui di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (7/4/2016).
"Program deradikalisasi untuk kedua kelompok tersebut akan dibuat berbeda," ucapnya.
Menurut Hamidin, warga Poso menyambut baik upaya BNPT dalam melakukan program deradikalisasi. Sebab, warga Poso lelah dari teror yang terus berlangsung di wilayah tersebut.
"Sekarang kami juga dalam proses mendirikan pusat deradikalisasi untuk program yang lebih besar di Indonesia," tutur Hamidin.
Selain itu Hamidin juga mengungkapkan bahwa banyak penduduk Poso yang takut kepada kelompok Santoso karena sering diancam dan dipaksa untuk menjadi kurir logistik demi kepentingan teroris.
Sejak berdiri pada tahun 2012, kata Hamidin, Santoso dan anak buahnya terkenal sering melakukan pemenggalan kepala warga setempat yang mereka anggap berafiliasi dengan aparat kepolisian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.