Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Sampai 'Reshuffle' Hanya untuk Akomodasi Kepentingan Partai"

Kompas.com - 06/04/2016, 19:15 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo diingatkan untuk tidak sekadar mengakomodasi kepentingan partai politik terkait wacana perombakan kabinet atau reshuffle.

"Reshuffle jangan sampai hanya dilakukan sekadar untuk mengakomodasi kepentingan parpol saja," tutur Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus saat dihubungi, Rabu (6/4/2016).

Terlebih lagi, menurut dia, sejumlah partai politik telah berbalik mendukung pemerintah.

Lucius mengingatkan bahwa hampir semua partai politik bernafsu untuk mendapatkan kursi di pemerintahan, baik partai politik yang telah memiliki kursi maupun yang belum.

Ia berpendapat, dukungan partai terhadap pemerintah itu mustahil tanpa mengharapkan bakas budi.

(Baca: Politisi PKB: Ada Elite yang Tekan Presiden untuk "Reshuffle" Kabinet).

Nafsu partai, kata Lucius, hampir pasti berbanding terbalik dengan niat presiden membangun kabinet kerja.

Kader partai politik terkadang tak memenuhi kriteria menteri yang diharapkan Jokowi.

"Akan tetapi, demi komitmen koalisi lalu satu-dua kursi direlakan (Jokowi) untuk kader parpol," imbuhnya.

Ia juga menilai Jokowi harus tegas menghadapi desakan parpol terkait perombakan kabinet. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga diminta tak ambil pusing dengan perebutan kursi dari partai-partai politik.

Salah satunya, tutur Lucius, adalah dengan membuka kriteria menteri yang dikehendakinya kepada publik.

"Presiden harus bisa menjamin bahwa menteri yang baru bebas dari ancaman masalah, selain punya kompetensi," kata Lucius.

Agar lebih terbuka kepada publik, Jokowi juga disarankan untuk membuka hasil evaluasi kinerja menteri.

"Keterbukaan menghindari upaya parpol untuk mengintervensi presiden," ujarnya.

(Baca juga: PKB Yakin Jokowi Tak Bisa Ditekan untuk "Reshuffle" Kabinet).

Wacana perombakan kabinet mencuat setelah Presiden Jokowi menemui sejumlah tokoh partai politik hingga kalangan pengusaha.

Mereka di antaranya yakni Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan Sekretaris Jenderal PPP M. Romahurmuziy.

Ada pula mantan Menteri Perdagangan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, M. Lutfi, bos Mahaka Grup Erick Tohir, hingga Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir.

Isu saling rebut kursi menteri juga mengemuka. Sebut saja Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang nenuturkan ada sekelompok elite yang terus berupaya menekan Jokowi untuk melakukan reshuffle kabinet.

Politisi PKB, Eem Marhamah Zulfa Hiz menuturkan, sekelompok elite itu mengincar kursi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar yang merupakan kader PKB.

Kompas TV Wakil Ketua MPR: Hendaknya Jokowi Tegas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Nasional
Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com