JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah fungsionaris Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menemui Presiden Joko Widodo di Istana, Jakarta, Jumat (1/4/2016) pagi.
Sekretaris Jenderal PPP versi Muktamar Surabaya Romahurmuzy mengaku tidak dapat menyampaikan seluruh isi pembicaraan sejumlah fungsionaris PPP dengan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan itu.
Namun, saat ditanya wartawan apakah pertemuan itu turut membahas rencana perombakan kabinet (reshuffle), pria yang akrab disapa Romi itu tidak membantahnya,
"Tidak semua bisa saya sampaikan di sini. Nantilah. Saya enggak pas menyampaikannya," ujar dia kepada wartawan, usai pertemuan.
Romi pun lebih leluasa membahas soal gelaran Muktamar PPP yang akan diselenggarakan pada 8 sampai 10 April 2016 mendatang di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Menurut Romi, Muktamar PPP nanti akan menghasilkan kepengurusan PPP yang baru masa bakti 2016-2020. Kepengurusan baru itulah yang akan bertanggung jawab terhadap proses politik, termasuk komunikasi politik dengan pemerintah.
Oleh sebab itu, PPP turut mengundang Presiden menghadiri dan membuka Muktamar PPP.
"Insya Allah, Presiden sudah menyatakan kesanggupannya untuk hadir dan tentu kita memberikan apresiasi yang tinggi karena beliau menyampaikan hal ini adalah sebagai bagian dari upaya penyelesaian islah PPP," ujar dia.
Pertemuan fungsionaris PPP dengan Jokowi berlangsung sekitar satu jam. Selain Romi, pertemuan itu juga dihadiri Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi dan pejabat PPP baik dari muktamar Surabaya dan Jakarta.
(Baca juga: Ke Istana, PPP Minta Jokowi Beri Arahan ke Kader Saat Muktamar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.