Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Politik Terbesar Calon Independen Disebut dari Tahap Pengumpulan KTP

Kompas.com - 01/04/2016, 07:07 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi kandidat calon kepala daerah yang maju lewat jalur partai, biaya politik terbesar diperkirakan terjadi di tahap prapencalonan akibat adanya mahar politik.

Namun, Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menuturkan, biaya politik terbesar dalam tahap prapencalonan bagi calon perseorangan diperkirakan juga terjadi di tahap prapencalonan.

Biaya terbesar itu memang bukan karena mahar politik, melainkan untuk mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk untuk memenuhi syarat pencalonan.

"Syukur kalau di kasus DKI dibantu relawan, di kasus lain bagaimana? Apakah dibantu relawan?" kata Donal usai acara diskusi di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (31/3/2016).

Calon independen belakangan ini banyak dibincangkan publik. Padahal, tak hanya pada pilkada kali ini, calon independen juga bermunculan pada pilkada-pilkada sebelumnya.

Donal menyebutkan, sering kali para calon independen meminta bantuan kepada perusahaan leasing atau perusahaan lainnya yang memiliki akses besar terhadap KTP.

Dengan cara itu pula lah biaya politik menjadi semakin besar. Sebabnya, kandidat calon kepala daerah tersebut perlu melakukan transaksi dengan perusahaan-perusahaan tersebut.

Lain hal nya dengan kasus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang pengumpulan KTP dibantu oleh peran relawan "Teman Ahok".

"Nah sebenarnya model relawan seperti yang digagas di Jakarta dan Yogyakarta menurut saya mengurangi cost yang besar," kata Donal.

Karena itu, lanjut dia, tantangan bagi calon independen adalah bagaimana mampu membuat jejak-jejak relawan yang tidak bekerja keras karena uang atau dibayar, namun karena ketertarikan terhadap ideologi politik.

Ia mencontohkan peran "Teman Ahok" yang bergerak bukan karena uang namun karena memiliki keinginan untuk bersama-sama menciptakan pemerintahan yang bersih.

"Semangat ini penting untuk dibangun, untuk menunjukkan pada partai politik, kalian tidak lagi berada pasa zona nyaman. Oligarki politik tidak lagi kuat untuk bekerja menjadi satu-satunya jalan orang jadi kepala daerah," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com